blank
Proses Pembuatan POC Oleh Petani Desa dan Tim KKN 24

PAMEKASAN (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berhasil manfaatkan air cucian beras sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Inovasi yang dipelopori oleh mahasiswa KKN kelompok 24 ini diterapkan pada masyarakat Desa Somalang dengan mengadakan kegiatan penyuluhan di Balai Desa Somalang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan (19/7/2024).

Tema yang diangkat dalam kegiatan ini yakni “Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga sebagai Pupuk Organik”. Upaya ini dilakukan sejalan dengan potensi Desa Somalang yang memiliki tekstur tanah subur. Inisiatif dari Mahasiswa KKN 24 dalam menciptakan Pupuk Organik Cair (POC) dari air cucian beras ini bertujuan untuk memberikan alternatif bagi para petani yang kesulitan mendapatkan pupuk dan mengurangi beban biaya masyarakat Somalang, yang sebagian besar bekerja sebagai petani.

Masyarakat Somalang menyambut dengan baik dari kegiatan penyuluhan yang dicanangkan mahasiswa KKN 24 UTM. Masyarakat antusias menyimak setiap langkah pembuatan Pupuk Organik Cair. Mereka iuga diberi kesempatan langsung untuk melakukan proses pembuatan Pupuk Organik Cair dari air cucian beras yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan ini.

Proses pembuatan pupuk organik cair ini cukup sederhana dan ekonomis. Air cucian beras didiamkan selama seminggu yang kemudian dicampur dengan EM4 dan Molase. Campuran tersebut bisa digunakan setelah didiamkan selama 3minggu dalam keadaan yang tertutup. Air cucian beras yang biasanya dibuang begitu saja, mampu diolah menjadi pupuk cair organik yang kaya akan nutrisi dengan dicampur bahan EM4. “Air cucian beras mengandung banyak zat yang bermanfaat bagi tanaman, seperti vitamin B, zat besi, dan mineral lainnya,” ujar Abd. Hamid selaku mahasiswa pemateri penyuluhan.

blank
Pemaparan Materi Pembuatan POC dari Air Cucian Beras

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan meliputi pemaparan langsung terkait proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari air cucian beras, manfaat yang diperoleh dari penggunaannya, serta cara penerapan pupuk ini pada beberapa jenis tanaman. “Kami berharap inovasi ini bisa menjadi alternatif bagi para petani di Desa Somalang untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka dengan biaya yang lebih efisien” imbuhnya. Disisi lain, Mahasiswa Kelompok KKN 24 UTM turut memaparkan terkait Pembuatan Pupuk Organik Padat (POD) dari sisa sayur dan buah, serta pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dari bawang merah.

Inisiatif ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat. “Kami ingin menunjukkan bahwa limbah rumah tangga, seperti air cucian beras, bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna dan mendukung pertanian organik,” ungkap Mahrus Ali selaku koordinator desa KKN 24 Desa Somalang.

Para petani Desa Somalang menyambut baik inovasi ini. Zaini, salah satu petani mengatakan, “Selain mudah dibuat, kami berharap Pupuk Organik Cair dari air cucian beras ini bisa menghasilkan kualitas tanaman yang sangat bagus.”

Kegiatan ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar, mahasiswa KKN 24 UTM berhasil mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kesehatan tanah. Mahasiswa KKN 24 pun berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan dan diterapkan secara luas, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Desa Somalang dan sekitarnya.

DPL: Muttaqin Hardiwansyah, S.ST., M.T.
Penulis: Ratna Damayati, dan tim KKN 24, Universitas Trunojoyo Madura

Editor: Hadepe