JEPARA (SUARABARU.ID) – Ada yang menarik pada acara talk show Bincang Malang yang digelar di cafe Kopi Andiny Jepara, Minggu (23/6-2024) malam. Dalam acara yang digelar oleh Yayasan Dharma Bakti Persada Nusantara ini muncul pemikiran pentingnya seorang pemimpin memedomani ajaran RMP Sosrokartono, pengembangan kearifan lokal, terobosan dan inovasi seorang pemimpin hingga gagasan perlunya tempat hiburan eksklusif untuk menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Talk show dengan tema “Menggali Potensi Jepara” yang diikuti sekitar 100 orang, termasuk sejumlah tokoh ini dipandu oleh Wienerto dengan menghadirkan 6 narasumber yang terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama tokoh agama KH Zaenuri Toha dan KH Ahmad Mudhofar serta Hadi Priyanto, pegiat budaya Jepara
Sedangkan sesi kedua dihadirkan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Andang Wahyu Triyanto, Petinggi Ngabul Sholekan, Manajer Sasana Ahmad Hidayat, dan Mochammad Iqbal pengusaha transportasi Jepara. Acara dibuka oleh Ratib Zaini, Asisten I Sekda Jepara mewakili Pj Bupati Jepara. Acara digelar bekerjasama dengan Dinda Kirana dari kanal YouTube DK Management.
Ratib Zaini, Asisten I Sekda Jepara dalam sambutannya menyambut baik diskusi publik yang digelar dengan harapan dapat memunculkan pemikiran kreatif tentang pembangunan Jepara kedepan.
Pada sesi dialog KH Zaenuri Toha memandang penting menggali potensi daerah untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk melakukan peningkatan PAD. Namun hal penting lain adalah siapa yang pantas memimpin Jepara lima tahun kedepan hingga seluruh potensi dapat dioptimalkan untuk menjawab persoalan 5 tahun kedepan.
Sementara KH Ahmad Mudhofar menjelaskan tentang pentingnya peran pemimpin untuk mampu membangun jiwa dan raga masyarakat yang dipimpin. “Pembangunan jiwa harus diperbaiki melalui pendidikan karakter. Sedangkan raga di sini berarti memperkuat dan meningkatkan kesehatan baik dari segi jasmani. Untuk itu seorang pemimpin tidak boleh korupsi dan juga berusaha meningkatkan pendidikan karakter serta potensi yang dimiliki daerah,” ujar Mudhofar.
Sedangkan Hadi Priyanto, mengusulkan untuk peningkatan PAD perlu terobosan untuk mendapatkan pemasukan dari geliat wisatawan di Karimunjawa.
Disamping itu Hadi juga mengungkapkan pentingnya seorang pemimpin memedomani ajaran RMP Sosrokartono, Ngawulo Marang Kawulaning Gusti. Pemimpin harus menempatkan dirinya sebagai pelayan bukan untuk menguasai rakyat dan memanfaatkan seluruh sumber daya di daerah untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. “Karena itu pemimpin harus teman, teman – teman dan temenanan. Pemimpin harus sungguh, sungguh-sungguh dan sungguh-sungguh benar,” tegasnya. Juga pemimpin yang memahami budaya lokal dan kearifan Jepara, tambahnya.
Sementara Andang Wahyu Triyanto, mengungkapkan pentingnya sinergitas daerah, provinsi dan pusat dalam pengembangan daerah. Juga pemahaman tentang berbagai regulasi yang mengaturnya. “Dengan demikian dapat memunculkan perencanaan jangka panjang, menengah dan jangka pendek untuk mengoptimalkan potensi yang ada,” ujar Andang.
Jepara menurut Andang memiliki potensi yang lengkap mulai gunung, daratan dan lautan. “Jika dikelola dengan baik dengan perencanaan yang matang maka kesejahteraan masyarakat akan dapat ditingkatkan,” paparnya.
Petinggi Ngabul Sholekan dalam kesempatan yang sama menjelaskan secara rinci bagaimana ia mengelola sumber-sumber pendapatan yang ada di desanya. “Perlu terobosan dan keberanian, kesungguhan untuk mendapatkan sumber-sumber PAD untuk pembangunan. Karena itu perlu kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk akademisi,” terangnya.
Pembicara lainnya, M. Iqbal pengusaha muda transportasi Jepara disamping memandang penting untuk mengembalikan kejayaan Jepara di bidang seni ukir, juga perlu langkah strategis untuk melakukan clastering industri dan usaha. “Ini penting agar semua potensi dapat berjalan seiring,” tegasnya
M. Iqbal juga memandang penting pengembangan transportasi secara sinergis hingga tingkat pedesaan. “Ini sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat, barang dan jasa,” ujar pengusaha yang juga menjadi Sekjen Ikatan Pengusaha Otobus Indonesia. Disamping itu ia juga memandang penting pemanfaatan keuangan daerah dengan didukung transparansi dan akuntabel.
Sementara untuk mendukung pembangunan daerah, manajer Sasana Ahmad Hidayat memandang penting untuk melakukan terobosan membangun zona eksklusif pariwisata untuk hiburan disebuah tempat dengan pengaturan khusus. Dengan demikian dapat diperoleh dana besar dalam menunjang PAD Jepara. “Jika zona ini dapat diwujudkan, akan didapatkan dana yang cukup besar untk mendukung pembangunan di daerah,” ujar Ahmad Hidayat.
Ketua panitia, Purnomo mengungkapkan, bincang malam tersebut dalam rangka mencari terobosan dan pemikiran-pemikiran inovatif tentang pembangunan Jepara kedepan.
Hadepe