JAKARTA – Potensi Pariwisata Kabupaten Grobogan terus ditingkatkan Pemkab Grobogan. Salah satu upaya yakni dengan memperkenalkan seni budaya Kabupaten Grobogan dengan penampilan sendratari Sang Penangkap Petir yang digelar di pelataran anjungan Jawa Tengah kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu (23/11) malam. Paket acara khusus ini digelar atas kerjasama antara Manajemen TMII dengan Pemkab Grobogan dengan mengusung tema Grobogan Bumi Pepali.
Hadir dalam kegiatan ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang diwakili Sekda Jawa Tengah Heri Setiadhie, Bupati Grobogan Sri Sumarni beserta jajarannya, serta dihadiri tamu undangan dari perwakilan Duta Besar negara sahabat di RI dan para perantau asal Grobogan yang bekerja di Jakarta.
Siaran Langsung lewat Youtube
Melalui siaran langsung yang ditayangkan di kanal youtube, acara ini dimulai dengan tarian tradisional khas Kabupaten Grobogan, yakni tarian Angguk dan Batik Grobogan. Penampilan para putra daerah Grobogan dalam tarian tersebut berhasil memukau para penonton.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Grobogan, kami mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya acara paket khusus untuk mempromosikan Kabupaten Grobogan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Propinsi Jawa Tengah yang ikut memprakasai kegiatan yang diselenggarakan dengan manajemen TMII,” ujar Bupati Grobogan, Sri Sumarni.
Menurut Sri Sumarni, banyak sekali peningkatan di berbagai sektor. Termasuk sektor pertanian. Bahkan, fenomena alam berupa keluarnya gas berapi tidak pernah padam di Api Abadi Mrapen juga memberikan peningkatan di bidang pariwisata. Bahkan, tempat wisata ini sudah dikenal hingga ke tingkat internasional.
“Di kabupaten Grobogan juga terdapat sejarah budaya yang besar. Antara lain, bledug kuwu yakni pelepasan gas yang kaya dengan mineral dan gas. Secara legenda, berhubungan dengan kerajaan Medan Kamulan dan peradaban pertama di Jawa Tengah. Dan legenda ini dikenal tokoh Ajisaka, yang kemudian menemukan aksara Jawa,” jelas Sri Sumarni.
Tak hanya itu, pihaknya juga memperkenalkan Desa Banjarejo yang selama ini dikenal sebagai daerah penemuan fosil. Dimana, penemuan fosil ini dimungkinkan berasal dari peradaban Kerajaan Medang Kamulan. Bahkan, atas kreativitas Kepala Desa dan Pokdawis Banjarejo diadakan berbagai event tahunan seperti Festival Jerami Banjarejo yang dapat menyedot wisatawan hingga 10 ribu orang per hari. Di sisi lain, makam sejarah yakni makam Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Getas Pendowo juga dapat menjadi destinasi wisata religi di Kabupaten Grobogan.
“Daya tarik lainnya antara lain, Waduk Kedung Ombo, Gua Macan dan Lawa, serta kuliner seperti nasi jagung, ayam pencok, becek, swikee purwodadi, garang asem, dan lainnya. Untuk lebih mengenal berbagai seni budaya asal Kabupaten Grobogan bisa dilihat dalam sendratari Sang Penangkap Petir yang menceritakan tentang sejarah leluhur Kerajaan Medang Kamulan,” ujar Sri Sumarni.
Ajak Investor Berinvestasi
Selain sendratari yang berkaitan dengan legenda ternama di Kabupaten Grobogan juga diperkenalkan para pelaku UMKM dengan berbagai produk khas Grobogan diantaranya, batik tulis, tenun, wayang, kap lampu, dan sebagainya. Pihaknya juga mendorong para investor, baik lokal maupun asing agar berinvestasi di wilayah Grobogan. Sri Sumarni juga mengajak seluruh tamu undangan yang hendak berwisata di Kabupaten Grobogan.
“Kami siap untuk melayani, mengajak dan mengantar para wisatawan untuk berwisata sambil menjajal kuliner. Bahkan, kami juga meminta kepada para perantau yang bekerja di Jakarta agar tidak melupakan kampong halamannya. Ayo bareng-bareng mbangun Kabupaten Grobogan yang tercinta ini. Kami berusaha untuk berbenah. Semua arah masuk ke Grobogan, dari Semarang, Solo, Pati dan Blora serta Salatiga. Terima kasih semua sudah dibangun dan mayoritas sudah mulus,” tambah ibunda Indri Velawati ini.
Suarabaru.id/Hana Eswe.