SEMARANG (SUARABARU.ID) – Polda Jateng tidak mentolerir aksi perang sarung, dan akan memproses hukum bila terbukti menyalahi KUH Pidana. Fenomena yang kerap muncul di bulan puasa ini sangat meresahkan, bahkan bukan lagi dianggap kenakalan remaja biasa.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu Setianto mengatakan, aksi perang sarung mengganggu ketertiban umum.
Para pelaku sengaja memasukkan batu, gir motor, besi, atau benda lain dalam buntalan sarung, dengan tujuan untuk mencederai lawannya. Hal ini tidak bisa dibiarkan dan dianggap sebagai kenakalan remaja biasa.
“Proses pidana siap menjerat bila para pelaku terbukti menyalahi pasal perundang-undangan, khususnya KUH Pidana,” kata Satake, Kamis (14/3/2024).
“Para pelaku tawuran perang sarung dapat dijerat dengan UU RI No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 C Pasal 80 ayat 1 dan 2, dan Pasal 170 KUH Pidana tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman penjara diatas 5 tahun penjara,” ungkapnya.
Bila aksi perang sarung berakibat pada meninggalnya orang lain, maka pelaku dapat dijerat dengan Pasal 338 KUHP pidana, yang mempunyai ancaman hukuman penjara paling lama lima belas tahun.
“Jadi aksi perang sarung bukan lagi kenakalan biasa. Orang tua, guru dan perangkat desa akan dilibatkan untuk mengatasi fenomena ini, dengan mengedepankan aspek pembinaan. Tapi bila ada pelaku yang betul-betul terbukti melakukan perbuatan pidana apalagi direncanakan, maka dia akan diproses hukum,” tandasnya.
Kabidhumas mengapresiasi masyarakat yang melaporkan aksi perang sarung di wilayahnya. Dengan laporan yang cepat ke pihak kepolisian, maka sejumlah aksi perang sarung dapat digagalkan.
“Setiap laporan akan direspon cepat, patroli polisi digerakkan secara maksimal di bulan ramadan ini, untuk menjaga kekhusyukan warga yang menjalankan ibadah puasa,” terangnya.
Satake mengimbau agar para orang tua dan keluarga lebih peduli terhadap kegiatan anak-anaknya.
“Pada masa operasi keselamatan lalu lintas yang tengah berlangsung, para orang tua hendaknya lebih mengawasi anak-anaknya dalam penggunaan kendaraan bermotor, terlebih saat keluar rumah jangan sampai melakukan konvoi dengan teman-temannya dan berujung perang sarung, ini sangat berbahaya,” pungkasnya.
Ning S