blank
Penyerahan poster kepada pengurus bank sampah Desa Kajangkoso. Foto: dok

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kurangnya kesadaran masyarakat di Desa Kajangkoso, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, dalam memilah sampah, masih menjadi masalah serius. Masyarakat masih membuang sampah di tempat-tempat yang tidak semestinya, seperti di pekarangan, kebun, dan sungai.

Salah satu mahasiswa dari jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Owen, menyusun sebuah program kerja yang bertujuan untuk memberikan sosialisasi, tentang budaya pemilahan sampah ala Jepang, yang dikenal dengan istilah ‘Gomi No Bunbetsu‘.

”Program ini sebenarnya bisa diadopsi masyarakat Indonesia sejak dini. ‘Gomi‘ berarti sampah, sedangkan ‘No Bunbetsu‘ berarti pemilahan. Sosialisasi ini mengacu pada praktik pemilahan sampah,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/2/2024).

BACA JUGA: Walikota Tegal Tinjau TPS Unik dan TPS Lapas

blank
Sosialisasi pemilahan sampah ala Jepang, dilakukan pada warga Desa Kajangkoso. Foto: dok

Disebutkan juga, sosialisasi ini sudah dilaksanakan sejak 28 Januari 2024, dengan target utama adalah kelompok warga desa, terutama para ibu di Desa Kajangkoso. Materi sosialisasi disampaikan melalui poster, yang menjelaskan bagaimana cara orang Jepang memilah sampah.

Salah satunya dengan mencuci botol plastik dan kaleng terlebih dahulu sebelum dibuang, untuk menghindari bau tidak sedap. Sampah organik ditempatkan dalam plastik khusus, dan diikat dengan tali, agar tidak berhamburan.

”Orang Jepang melakukan pemilahan sampah, karena memiliki jadwal khusus untuk membuang sampah. Di Jepang, ada hari-hari tertentu dalam seminggu untuk membuang sampah. Misalnya Rabu dan Sabtu untuk sampah organik, serta Kamis untuk sampah anorganik,” imbuhnya.

BACA JUGA: Tim PkM USM Beri Pelatihan Pemanfaatan Instagram sebagai Media Promosi

Menurut dia, program sosialisasi ini juga membahas manfaat dari pemilahan sampah yang dilakukan dengan baik, dan mendapat tanggapan positif dari para peserta. Sosialisasi diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan poster pemilahan sampah untuk dipajang di bank sampah Desa Kajangkoso.

Diungkapkannya, tujuan sosialisasi ini, agar para ibu di desa dapat lebih memanfaatkan bank sampah yang ada. Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah, sebagaimana dilakukan di negara maju seperti Jepang.

”Kami berharap, ini menjadi langkah pertama bagi masyarakat Desa Kajangkoso, untuk lebih menyadari manfaat dari pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya, dalam kehidupan sehari-hari,” tukasnya.

Riyan