Dua program unggulan itu, terdiri atas Program Cinta Mutiara Keluarga (CMK) dan Nomor Induk Berusaha (NIB). Bagi Kabupaten Wonogiri, sebelumnya telah tiga tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan IGA tingkat nasional atas prestasinya yang prestisius, terkait program-program inovasi yang dilakukan.
Kabag Prokopim Pemkab Wonogiri, Mursid S, menyatakan, Tim-3 Validasi Lapangan yang melakukan verifikasi ke Kabupaten Wonogiri, terdiri atas Kepala UKKPPM Smartcity Universitas Indonesia (UI) Nadya Kamila SArs, MArs dan Alfian Pamungkas S.Stat Statistisi Ahli Pertama pada BSKDN Kemendagri.
Kedatangan Tim-3 Validasi Lapangan IGA ini, diterima langsung oleh Bupati Wonogiri Joko Sutopo di Pendapa Kabupaten Wonogiri. Ikut hadir mendampingi Bupati, Asisten Sekda Teguh Setiyono, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Setyarini, Kepala Bappeda-Litbang Heru Utomo bersama sejumlah pejabat ekskutif lainnya.
Setelah menyampaikan maksud kedatangannya ke Wonogiri, Tim-3 Validasi Lapangan kemudian langsung melakukan peninjauan ke lokasi. Yakni ke DKK dan ke Dinas PMPTSP. Harapannya, bila kali ini lolos lagi penilaian, Kabupaten Wonogiri akan mendapatkan lagi penghargaan IGA tingkat nasional yang keempatkalinya.
Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah kunci untuk mengakses berbagai izin dan fasilitas yang diperlukan. NIB, merupakan identitas resmi yang diterbitkan oleh Lembaga Online Single Submission (OSS). Dengan memiliki NIB, pelaku usaha dapat dengan mudah mengajukan berbagai izin, termasuk Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional sesuai dengan bidang usahanya masing-masing.
Bupati Joko Sutopo, mengatakan, di Kabupaten Wonogiri telah tercatat sebanyak 63 ribu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang telah memiliki NIB. ”Jumlah ini menjadi yang terbanyak di Provinsi Jateng,” jelas Bupati.
Pelaku UMKM yang telah masuk NIB, akan mendapat kemudahan-kemudahan yang mendukung pengembangan usahanya. Termasuk kemudahan untuk mengakses perbankan dalam upaya mendapatkan pinjaman modal berbunga ringan.
Untuk inovasi CMK, berperan mendukung percepatan penanganan stunting. Melalui CMK, semua terlibat dalam mendukung sukses inovasi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Baik itu institusi Posyandu, Bidan Desa, Kader Kesehatan dan para pihak yang terkait.