KARANGANYAR, SUARABARU.ID – Kompetisi kewirausahaan terbesar di Tanah Air, Diplomat Success Challenge ke-10 tahun 2019 (DSC|X) digelar di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu-Minggu (16-17/11/2019).
Acara yang digagas Wismilak Foundation tersebut mempertemukan para entrepreneur kreatif milenial yang memiliki ide cemerlang, kreatif, inovatif dan berdayaguna untuk masyarakat.
Program Initiator DSC|X, Endric Chandra mengatakan, kompetisi kewirausahaan untuk tahun kesepuluh ini bukan hanya hibah modal usaha Rp2 miliar, mewujudkan dan mengembangkan ide-ide bisnis, dan terpenting tentang bagaimana membuka akses untuk para wirausahawan muda berkembang dan memberikan manfaat untuk perekonomian Indonesia.
“Tahun ini kami menerima 12.500 proposal, meningkat tajam dari tahun sebelumnya yakni 8.994 proposal, dan 80 persen di antaranya merupakan peserta berusia 25 – 35 tahun. Dari 12.500 mengerucut ke 700, 100, dan saat ini sudah dapat 12 peserta masuk final day DSC|X 2019,” jelas Endric.
Para peserta yang lolos 12 besar ini kembali mempresentasikan hasil kreasi wirausahanya di depan dewan juri yang terdiri dari Surjanto Yasaputera, dari Wismilak Group, Helmy Yahya (Direktur TVRI) dan Antarina SF Amir (Direktur Highscope Indonesia), serta mendapatkan mentoring dari Michael Tampi (Venture Capitalist &Angel Investor), Muhammad Aga (Co-Founder Coffee S.M.I.T.H, Roaster, IBC Champion 2018), Pangeran Siahaan (Founder& CEO Asumsi.co) dan Dr. Dina Dellyana (Dosen SBM ITB, Entrepreneur, Musisi).
Suryanto Yasaputera mengatakan, Diplomat Success Challenge sudah berjalan selama sembilan tahun, mengatakan untuk penyelenggaraan tahun ini lebih berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Apakah sudah memenuhi ekspektasi, tentu saja ada dua yakni dari sisi kuantitatif dan kualitatif. Untuk kuantitatif sudah terlewati, yakni jumlah proposal yang kami terima 12.437, jauh melebihi tahun lalu yang terkirim 8.994 proposal. Sementara untuk kualitatif, kami bisa mengklaim ini adalah kompetisi entrepenur terbesar di Indonesia,” papar Suryanto.
Merespons Industri
Antarina menjelaskan, entrepreneur saat ini harus bisa merespons industri yang bergerak sangat cepat dan dinamis untuk kebutuhan pasar sehingga berdampak pada pasar di Indonesia.
“Entrepreneur tersebut melihat oppurtinity, dikembangkan, lalu bisa berdampak di sekitarnya. Dunia ini terus berubah, bagaimana seorang entrepreneur menghadapi ketidakpastian, fenomena alam, sosial yang memengaruhi cara berpikir pada entrepreneur,” ucapnya.
Sementara itu Helmi Yahya menilai para pengusaha muda ingin seperti Nadiem Makarim dan Achmad Zaky yang sukses dengan aplikasi ojek online dan belanja online, harus melalui proses yang tidak gampang.
“Milenial saat ini banyak ingin jadi Nadiem, atau Zaky, tapi tidak gampang jadi mereka. Derajat gagalnya banyak banget. Di sini (DSC|X) ada mentor yang memberikan bimbingan. Hal penting lainnya, para finalis ini harus mengerti leader, planning, ataupun reporting,” tegasnya Helmi.
Sementara itu Michael Tompi (Venture Capitalist, Angel Investor) yang merupakan salah satu mentor mengatakan kegagalan demi kegagalan pasti pernah dilewati seorang pengusaha.
“Semkain cepet kita gagal, lalu belajar dari kegagalan, semakin cepat juga akan berhasil. Enterpreneur lebih pada mentality, bagaimana bangkit dari kegagalan. Harus siap sukses dan gagal,” tuturnya.
Muhammad Aga (Founder S.M.I.T.H Coffe and Rostery) menambahkan, 12 finalis yang lolos ini terbagi dalam beberapa tim mentor, yakni tim Endric, Tim Dina Dellyana, Tim Michael Tompi, Tim Muhammad Aga, dan Tim Pangeran Siahaan. Para finalis akan bersaing menjadi yang terbaik menurut juri untuk dinobatkan menjad DSC|X 2019.
Ke-12 finalis tersebut masing-masing Hadid Fathul Alam, Depok Jawa Barat, pemilik OKE Garden, Galih Ruslan, Bandung (KYLAFOOD), Alfredo Dhilan, Batu, Jatim (Apel Celup), Ricky Kurnia Chandra, Bogor (SUNKRISPS), Anindita Pradana, Solo (Behieve Agriculture), Wendy Pratama, Jakarta (Lingkaran), Ksatriya Anantayutya, Bandung, (Cripstoscope), Andromeda Sindoro, Yogyakarta (Sweet Sundae), Athalia Mutiara, Bandung (Hear Me), I Gede Dangin, Sleman (Astrobike), Mega Siswindarto, Surabaya (Bron Chips), dan Anugrah Nurrewa, Bandung (Banopolis).
Suarabaru.id/LBC