JEPARA (SUARABARU.ID|) – Saat SUARABARU.ID mengikuti Karimunjawa Kayak Trip yang digelar oleh Greenpeace Indonesia di di Karimunjawa Selasa (19/9-2023) ditemukan sejumlah tambak udang di Desa Karimunjawa dan Kemujan mengambil air dengan menggunakan pipa dari perairan Kawasan Taman Nasioal dan kawasan ruang laut.
Puluhan aktivis Greenpece Indonesia dan komunitas pelestari lingkungan dengan menaiki kano mengunjungi Pantai Hadirin, Dukuh Njelamun Desa Kemujan, pantai Cemara, menyusuri tanaman mangrove di dekat Kantor BTNKj Resor Telaga, dan melihat rumput laut yang gagal panen di Desa Kemujan. Juga kawasan pantai Legon Nipah.
Dalam Karimunjawa Kayak Trip juga ditemukan pembuangan limbah ke perairan kawasan Taman Nasional hingga diduga menimbulkan pencemaran termasuk penebangan mangrove untuk pemasangan pipa guna pengambilan air dari laut.
Namun ketika temuan ini dimintakan konfirmasi melalui pesan WhatsApp Rabu (20/9-2023) siang ke Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa, Widyastuti memilih bungkam. Ia tidak memberi respon pesan yang dikirim SUARABARU.ID sejak Rabu siang pukul 11.50 Wib.
Salah satu temuan yang dimintakan konfirmasi adalah pemasangan tiga buah pipa Inlet dari tambak di kawasan Legon Nipah, Desa Kemujan yang seakan dibiarkan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa.
Padahal di pantai ini terdapat pipa berdiameter besar yang masuk hingga 1000 m lebih ke areal Taman Nasional. Sedangkan dari bibir pantai ke arah tambak panjang pipa sekitar 200 m. Juga ada penebangan pohon mangrove untuk jalan tiga pipa inlet, atau pipa untuk mengambil air laut guna mengisi tambak.
Pertanyaan lain yang disampaikan SUARABARU.ID adalah soal perijinan. Apakah para petambak telah memiliki ijin dari Balai Taman Nasional Karimunjawa atau belum, untuk memasang pipa di areal Taman Nasional yang seharusnya dilindungi? Ini juga tidak mendapatkan tanggapan dari ke Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa hingga Kamis (21/9-2023) puul 07.04 Wib.
Hadepe