JEPARA (SUARABARU.ID) – Matinya ratusan pohon mangrove di dusun Kemujan, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa sangat disayangkan oleh Ketua Lingkar Juang Karimunjawa, Bambang Zakariya. Ia menduga, matinya pohon tersebut akibat adanya takungan atau penampungan air limbah tambak udang milik salah satu petambak Karimunjawa.
Ia menjelaskan, berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2024 lalu, ia mendapati ratusan pohon mangrove yang mulai mengering dan mati di takungan air limbah tambak yang sengaja dibendung. “Luasnya sekitar 50 x 30 meter. Walaupun takungan air itu tanah pribadi, tetapi ini menampakkan dahsyatnya pencemaran lingkungan akibat limbah tambak udang ,” ujarnya
Kemudian ada 2 pipa buangan yang menuju ke area mangrove yang kemungkinan di wilayah Taman Nasional Laut Karimunjawa. “Takungan air ini berlumut dan berbau. Sementera mangrove yang mati adalah tanaman dewasa,” ujar Bambang Zakariya yang akrab dipanggil Bang Jeck.
Padahal menurut Bang Jeck, pohon mangrove memiliki kemampuan untuk menyimpan karbon dioksida dari atmosfer dalam jumlah besar hingga berperan dalam melawan perubahan iklim. Juga mampu menyerap polutan air laiut seperti logam berat dan bahan klimia lainnya hingga menjaga kualitas air laut.
“Disamping hutan mangrove juga memiliki fungsi penting bagi lingkungan dan masyarakat. Sebab hutan mangrove dapat melindungi garis pantai dari abrasi akibat gelombang,”ujarnya. Juga menjadi tempat bagi burung dan ikan untuk berkembang biak serta dapat dikembangkan hingga memiliki nilai ekonomi bagi warga, seperti untuk obyek wisata maupun mencari ikan, tambahnya.
Sementara pihak Taman Nasional Laut Karimunjawa yang dihubungi SUARABARU.ID menyatakan petugas lapangan sedang mengecek tanaman mangrove yang mati.
Hadepe