blank
MEETING - High Level Meeting Tim Percepataan Perluasan Digitalisasi Daerah. (Foto: Istimewa)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono menghimbau kepada jajaran Pemerintah Kota Tegal dan sektor yang mendukung pengoptimalisasian Pendapatan Asli Daerah (PAD), agar dapat segera dengan gencarnya mengintegrasi laju ekonomi daerah dengan keuangan digital yang tersedia dalam layanan perbankan.

“Karena dengan adanya integrasi dalam transaksi digital ini dapat memperkuat pendapatan daerah,” ujar Dedy Yon pada saat acara High Level Meeting Tim Percepataan Perluasan Digitalisasi Daerah.

Dedy Yon berharap Pemerintah Daerah khususnya Kota Tegal harus memantau, karena selain disosialisasikan, perangkat pendukung juga harus disediakan. “Mana-mana yang kurang seperti penggunaan QRIS harus ada dan juga di kasir-kasir seperti Tapping Box harus ditambah,” ujar Dedy Yon.

Plt Kepala Badan Keuangan Daerah, Siswoyo dalam laporannya menyampaikan untuk transaksi belanja nontunai hampir semuanya sudah menggunakan mekanisme nontunai kecuali pemberian bantuan sosial.

“Di Kota Tegal hampir semuanya sudah menggunakan mekanisme non tunai, kecuali pemberian bantuan sosial, untuk belanja bantuan sosial kita masih dengan mekanisme tunai,” ujar Siswoyo.

Siswoyo mengatakan sampai dengan saat ini aplikasi yang telah digunakan dan masih berjalan terkait dengan pendapatan daerah yang pertama di Badan Keuangan Daerah aplikasi yang digunakan adalah Sapadaku (Sistem Aplikasi Pajak Daerahku) kemudian untuk di Dinas Lingkungan Hidup ada Sirela (Sistem Elektronik Retribusi Laboratorium) dan Siresa (Sistem Elektronik Retribusi Persampahan).

Kemudian di Dinas Perhubungan ada Siantor (Sistem Informasi Pengujian Kendaraan Bermotor), kemudian di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ada E-Retribusi Pelayanan Pasar, kemudian di Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata ada E-Ticketing Pantai Alam Indah.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Muhammad Taufik Amrozy pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa transaksi keuangan non tunai sudah terbukti pada masa pandemi menjadi panglima untuk men-drag kebutuhan ekonomi.

“Jadi ini bukan hanya semata-mata perkiraan atau penerawangan tetapi angka-angka membuktikan jadi transaksi yang bisa kita lihat terkait dengan digital banking dan uang elektronik sungguh luar biasa,” ujar Taufik Amrozy.

Taufik Amrozy mengatakan peningkatan digital banking hampir 32 persen per tahun dalam dua sampai tiga tahun terakhir sedangkan uang elektronik mengalami peningkatan sebesar 18 persen.

Sutrisno