blank
Ajari Anak Usia Dini Calistung, Dosen Unisnu Ajak Guru dan Orang Tua Menerapkan Ini.

KUDUS (SUARABARU.ID) -Syarat masuk SD tak hanya berdasarkan batasan usia anak, namun juga tuntutan kemampuan calistung meresahkan banyak para orang tua. Hal ini disampaikan Dina Amalia, M.Pd Dosen PGPAUD Unisnu belum lama ini dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Lokasi kegiatan bertempat di Bimbingan Belajar Ilman Nafi’.

blank
Konsep belajar sambil bermain agar anak tidak tertekan.

Kegiatan yang bersifat penyuluhan kepada peserta guru Bimbingan Belajar Ilman Nafi’, para orang tua, dan bekerja sama dengan Bimbingan Belajar Ilman Nafi’ ini bertemakan Strategi Mendampingi dan Menstimulasi Anak Usia Dini.

Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Unisnu Aliva Rosdiana, S.S., M.Pd. menambahkan bahwa pembelajaran calistung kepada anak memiliki strategi khusus dan tak boleh memaksakan anak untuk harus memahami. “Pembelajaran calistung pada anak usia dini ada strateginya,” ujarnya.

Sementara, Dina Amalia menyampaikan strategi dan tahapan mengajarkan anak calistung. “Konsepnya yang paling penting adalah belajar sambil bermain agar anak tidak tertekan,” jelasnya.

Berikut ini adalah tahapan pembelajaran calistung. Dimulai dengan pengetahuan tentang ajaran dasar agama, keterampilan sosial dan bahasa, kematangan emosi dan pengembangan keterampilan motorik.

Dengan demikian, kegiatan literasi tidak lagi berdasarkan hafalan, melainkan anak memperoleh kemampuan berpikir logis dan akhirnya meningkatkan kemampuan membaca anak-anak yang hingga saat ini tertinggal dari negara-negara lain.

Untuk memudahkan guru dan orangtua dalam mendampingi dan menstimulasi membaca pada anak usia dini, guru dan orangtua perlu menyiapkan buku ajar yang diinovasikan lebih banyak gambar dan cerita. “Ini memang lebih rumit untuk diterapkan guru dan orangtua, tapi itu bukan alasan untuk tidak menguasainya,” papar Dina.

Dina menekankan 6 pondasi yang harus dimiliki anak. Pertama, mengakui nilai-nilai agama dan moral. Kemudian keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi. Kemudian kematangan emosi untuk berfungsinya lingkungan belajar.

Selanjutnya, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan pembelajaran, seperti keterampilan literasi dasar. Kelima, pengembangan kemampuan motorik dan perawatan diri agar mampu berpartisipasi secara mandiri dalam lingkungan belajar. Terakhir, pemaknaan pentingnya belajar positif.

ua