WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup se-dunia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonosobo, menebar benih ikan dan pohon sakura di Taman Arboretum Kalianget, Kamis (8/6/2023).
Penebaran benih ikan dan penanaman bibit pohon sakura dilakukan Sekda One Andang Wardoyo didampingi perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kepala DLH Endang Lisdyaningsih, jajaran Forkompimda dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
One Andang berharap peringatan HLH yang dilakukan setiap tahun ini, mampu menggugah kesadaran semua pihak untuk berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Terutama mengingat perubahan iklim yang mulai terjadi, yang semakin menggerus ekosistem dunia dan mengancam keberlangsungan hidup berbagai makhluk hidup di dunia, sebagai dampak dari pesatnya industrialisasi, ditambah kurangnya rasa peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup selama ini,” katanya.
Karena itu, lanjut dia, kegiatan HLH dapat menyampaikan edukasi dan menanamkan pemahaman pada masyarakat, sehingga gerakan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dapat menjadi budaya ditengah masyarakat.
“Kelestarian lingkungan hidup sudah waktunya menjadi prioritas kita bersama, baik dalam pembangunan maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari, menilik semakin banyaknya permasalahan lingkungan hidup, yang disebabkan oleh pengelolaan masalah lingkungan yang kurang tepat,” ucapnya.
Dikatakan, termasuk permasalahan sampah yang tidak dilakukan dengan baik, yang diikuti dampak seperti peningkatan emisi gas rumah kaca, kerusakan kesuburan tanah, kontaminasi air, dan lain sebagainya.
“Hal itu tidak terlepas dari kenyataan bahwa jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi, namun tidak diikuti dengan kemajuan pengelolaannya,” papar dia.
Sampah Plastik
Menurutnya, selaras dengan tema 50 tahun peringatan Hari Lingkungan Hidup, “Lawan Sampah Plastik” dibawah kampanye #Beat Plastic Pollution, sampah plastik telah menjadi polusi yang meresahkan karena memberikan dampak yang mengerikan terhadap lingkungan, serta kesehatan manusia dan hewan.
“Di Indonesia sendiri, tahun 2022 timbulan sampah mencapai 19,45 juta ton, di mana proporsi sampah plastik mencapai 18,55 persen. Tentunya masalah sampah plastik ini menjadi sebuah keprihatinan, apalagi ditambah dengan sejumlah laporan global menyebutkan bahwa Indonesa termasuk penghasil sampah plastik dan sisa makanan terbesar dunia,” sebutnya.
Dengan demikian, imbuh One Andang, sudah sepatutnya semua pihak memiliki kesadaran lebih untuk mengelola sampah, khususnya plastik, dengan lebih bijak. Pemerintah pun menerapkan kebijakan pengurangan sampah plastik, yang diharapkan dapat mengurangi hingga 30 persen sampah plastik pada 2029
“Khususnya ditujukan kepada produsen, baik pada sektor manufaktur, ritel, serta jasa makanan dan minuman, yang mewajibkan pengurangan sampah yang berasal dari produk, wadah, dan kemasan,” lanjutnya.
Hal ini, tambah One Andang, tentunya dilatarbelakangi oleh banyaknya sampah plastik yang terbuang tanpa pengelolaan yang memadai, sehingga berakibat mencemari lingkungan dan lautan di Indonesia.
“Pengurangan sampah ini harus melalui pendekatan 3R atau reduce (mengurangi), reuse (penggunaan kembali), dan recycle (daur ulang), yang diwujudkan melalui langkah redesign wadah atau kemasan agar sampah plastik mudah dikumpulkan untuk digunakan ulang,” paparnya.
Selain itu, tutur dia, juga menarik dan mengumpulkan kembali sampah kemasan pasca-konsumsi untuk selanjutnya didaur ulang, serta menarik dan mengumpulkan kembali kemasan agar dapat digunakan ulang atau dimanfaatkan lagi.
“Dengan demikian, maka sudah sepatutnya kita mendukung kebijakan pemerintah ini, dengan menerapkan pendekatan 3R dalam menangani sampah domestik, serta mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari,” sambungnya.
Rawat Lingkungan
One Andang mengajak siapapun untuk menumbuhkan kesadaran bersama untuk menjaga dan merawat lingkungan hidup. Sebab bumi ini adalah satu-satunya tempat manusia dan segenap makhluk serta spesies lainnya hidup.
“Jika bumi dirusak dan tercemar, maka bukan hanya kita yang akan terkena dampaknya, namun juga anak-cucu. Konsistensi dan komitmen dari semua pihak merupakan kunci keberhasilan, bagi penanganan masalah sampah yang telah kita hadapi bertahun-tahun, beserta dampaknya terhadap lingkungan,” urainya.
Sementara itu, Kepala DLH Endang Lisdyaningsih melalui peringatan HLH tersebut mengajak seluruh elemen masyarakat Wonosobo, untuk bersama-sama melakukan upaya-upaya nyata untuk melestarikan lingkungan hidup.
“Peringatan yang dilakukan di Taman Arboretum ini, saya harap dapat membangkitkan rasa cinta terhadap alam. Sehingga muncul kemauan yang kuat untuk menyelamatkan spesies-spesies makhluk hidup yang saat ini mulai langka,” katanya.
Dia meminta masyarakat melakukan langkah-langkah kecil. Seperti, menanam pohon atau tanaman pekarangan, menggunakan air seperlunya, menggunakan kertas seperlunya dan meminimalisir penggunaan kertas, menggunakan listrik secara efisien.
Juga, tandas dia, tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pembakaran sampah. Mengurangi penggunaan kemasan plastik dan membawa kantong belanja reusable sendiri saat berbelanja.
“Saya juga mengajak seluruh OPD, masyarakat, komunitas, dan berbagai stakeholder lainnya untuk berkomitmen melaksanakan pengelolaan sampah secara komperehensif,” ungkap dia.
Ditegaskan, gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah terkait pengelolaan sampah, tentu akan berjalan secara efektif jika diikuti dengan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
“Mari saling bahu-membahu dan bergotong-royong mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sebab hanya dengan sinergitas dan kolaborasi antarsektorlah cita-cita ini akan terwujud,” ajaknya.
Muharno Zarka