WONOSOBO (SUARABARU.ID)– Setiap berkunjung ke beberapa daerah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, seringkali bertemu pelajar dengan tingkah polos yang menggelikan. Saking cairnya gaya gubernur berambut putih itu saat berkomunikasi dengan para pelajar, tak jarang membuat pelajar tetap percaya diri meski keliru.
Misalnya, saat Gubernur Jateng dua periode itu menghadiri acara Muwaddaah Yayasan Ajs-Sahro dan Akhirussanah Pondok Pesantren Al-Ishlah, di Rejosari, Kepil, Wonosobo, Selasa (30/5/2023). Dalam sambutannya, dia menjelaskan tidak ada perbedaan gender dalam hal belajar.
”Coba siapa yang bisa menyebutkan, tiga nama menteri perempuan di kabinetnya Pak Jokowi,” tanya Ganjar disambut riuh para siswa.
BACA JUGA: Bulan Mei dan Pers Kita
Ada empat anak yang maju, tiga perempuan dan satu laki-laki. Mereka terlihat percaya diri dengan masing-masing jawabannya. Namun ternyata empat pelajar itu semuanya tidak bisa menjawab dengan tepat. Para tamu yang datang pun dikocok perutnya, karena mendengar jawaban para siswa yang terdengar polos.
”Puan Pak, Megawati, sama Susi. Susi Susanti,” ujar seorang siswi dengan lugunya.
Ganjar lalu meminta satu dari empat siswa itu, untuk mencari tahu jawaban yang benar menggunakan smartphone-nya. Pria dengan rambut putihnya itu menyatakan, keberadaan teknologi harus dimanfaatkan dengan baik, untuk mendapatkan informasi.
BACA JUGA: Dompet Dhuafa Jateng Suport Sobokarti, Ingin Sejahterakan para Pelatih
”Jadi kalau Puan itu sekarang Ketua DPR RI. Terus ada Menteri Keuangan Sri Mulyani. Terus ada juga Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah,” jelas Ganjar.
Ditambahkannya, pesan yang ingin dia sampaikan adalah, agar anak-anak punya kemauan untuk terus belajar, dan memanfaatkan teknologi dengan baik.
”Mereka mesti tetap harus sekolah, apalagi yang perempuan itu sekolahnya jauh lebih tinggi, jangan menikah dini, hati-hati menggunakan medsos,” pesan dia.
BACA JUGA: Dinyatakan Tidak Layak Terbang, Tujuh Calhaj SOC Dikembalikan ke Daerah Asal
Selain itu, dipesankan juga pada para siswa agar selalu berkomunikasi dengan orang tua. Sebab, kesuksesan anak juga berkat doa dan restu dari orang tua.
”Mereka menghadapi situasi yang tidak gampang, maka keseriusan dalam belajar penting, bahkan teknologi digital penting, sehingga literasi digital juga penting,” ujarnya.
Ganjar berharap, guru dan pembimbing juga bisa maksimal mendidik para siswa. Agar mereka tak hanya sekadar paham tentang ilmu dan agama, tetapi juga melek teknologi, dan bijak dalam menggunakan teknologi.
Riyan