blank
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, Zaini Tafrikhan (tengah) ikut berlatih menabuh gamelan di Sobokarti Kota Semarang. Foto: Ning S

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dompet Dhuafa Jawa Tengah memberikan suport kepada Perkumpulan Seni Budaya Sobokarti yang berlokasi di Jalan Dr. Cipto Kota Semarang.

Pihaknya memberikan suport dan dukungan berupa operasional untuk 12 pelatih yang ada di Sobokarti.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, Zaini Tafrikhan menyebut, Dompet Dhuafa selama satu tahun ke depan sejak akhir 2022 bekerja sama dengan Sobokarti untuk memberikan suport setiap bulannya kepada pelatih di Sobokarti yang berjumlah 12 orang.

Dukungan tersebut dilakukan karena melihat kondisi pelatih di Sobokarti yang belakangan ini kesejahteraannya belum bagus.

“Kami mendukung operasional setiap bulannya untuk 12 teman-teman pelatih di Sobokarti untuk kesejahteraannya, yang belakangan ini baru mendapat iuran dari para siswanya, sehingga kita melakukan pendampingan,” kata Zaini kepada awak media di lokasi Sobokarti, Selasa (30/5/2023) malam.

Sesuai kerja sama, kata Zaini, Dompet Dhuafa akan memberikan suport pendampingan selama satu tahun ke depan. Jika berdampak positif dan mampu menggaungkan budaya yang ada di Jawa Tengah, pihaknya akan melanjutkan untuk satu tahun berikutnya.

“Kita akan evaluasi setiap tahun, nanti dampaknya bagaimana. Jika aman, berkembang, dan produktif akan kita lanjutkan,” tandasnya.

Mengapa Dompet Dhuafa memilih Sobokarti?

Menurut Zaini, Dompet Dhuafa menyasar Sobokarti mengingat historynya yang cukup lama dan sudah terkenal di Jawa Tengah. Namun selama ini belum banyak yang memperhatikan terutama dari sisi pelatihnya.

Karena Dompet Dhuafa memiliki program Budaya, setelah ada usulan, maka pihaknya melakukan pendampingan untuk Sobokarti.

“Setelah kita survey, yang dibutuhkan adalah dukungan operasional untuk kesejahteraan pelatihnya, maka kita utamakan suport tersebut,” tambahnya.

Zaini mengatakan, menurut pengelola Sobokarti, setelah Dompet Dhuafa melakukan pendampingan, para pelatih di Sobokarti lebih terjamin dan sudah ada kepastian, bulanannya dari mana.

Terkait program dakwah dan budaya yang dijalankan dari Dompet Dhuafa, menurut Zaini program tersebut juga dijalankan di seluruh cabang Dompet Dhuafa, untuk menyebarkan dakwah dan budaya di daerah masing-masing.

Dompet Dhuafa sendiri dalam program ini fokus pada perkembangan di Sobokarti. “Jika nanti di sini sudah berkembang, besar dan produktif, kita akan kembangkan ke budaya lain,” tukasnya.

Salah satu mahasiswa UPGRIS Semester 2 Fakultas Ilmu Pendidikan yang menjadi penabuh gamelan di Sobokarti, Anggalih Permana mengaku tertarik dengan Perkumpulan Seni Budaya Sobokarti sejak dirinya belum kuliah.

Bahkan tujuan dia kuliah di UPGRIS juga agar bisa bergabung di Sobokarti, untuk mengembangkan bakatnya yang mengalir dari keluarganya yang seniman itu.

Diketahui, menurut Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Semarang Nomor 646/50 tanggal 4 Februari 1992, Sobokarti telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Namun dalam sejarahnya, Sobokarti tertulis berdiri sejak 9 Desember 1920.

Ning S