JEPARA (SUARABARU.ID)– Jepara sebenarnya memiliki empat orang motivator menulis yang sangat hebat dan tulisan-tulisannya sangat ditakuti oleh kolonialsme Belanda. Sebab pengaruh tulisannya sangat besar karena mampu membangkitkan semangat cinta tanah air, persatuan bangsa dan perlawanan terhadap penjajahan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Hadi Priyanto, Ketua Forum Penulis Literasi Jepara saat menyampaikan materi pelatihan jurnalistik bagi pelajar SMPN 5 Jepara, Kamis (25/5-2023). Pelatihan yang diikuti 60 siswa ini berlangsung di laboratorium IPA ini dibuka oleh Kepala SMPN 5 Jepara Lisna Handayani, M.Pd.
Lebih jauh Hadi Priyanto mengungkapkan, empat tokoh tersebut adalah RA Kartini, Drs RMP Sosrokartono, dr Cipto Mangunkusumo dan dr Gunawan Mangunkusumo. “Kehebatan Kartini dalam menulis baik melalui surat kepada sahabat-sahabatnya maupun melalui surat kabar dan majalah telah banyak diketahui orang. Bahkan beliau layak disebut sebagai Ibu Literasi Indonesia,” ujar Hadi.
Sementara Drs Sosrokartono dikenal sebagai wartawan perang pada perang dunia ke dua. “Beliau adalah wartawan pertama bangsa Indonesia dikancah internasional. Ia juga menguasai 27 bahasa barat dan timur,” ungkap Hadi yang juga wartawan SUARABARU.ID dan penulis buku.
Sedangkan motivator berikutnya adalah dr Cipto Mangunkusumo. “Pahlawan Nasional Bangsa Indonesia yang lahir di Pecangaan ini adalah redaksi dan wartawan surat kabar De Express dab juga De Lecomotief . Karena tulisan-tulisannya yang sangat kritis terhadap penjajahan ia kemudian dibuang ke Belanda bersama Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker ,” papar Hadi Priyanto.
Demikian juga dr Gunawan Mangunkusumo, salah satu tokoh organisasi Budi Utomo ini dikenal juga sebagai penulis di surat kabar yang luar biasa. “Tulisan dr Gunawan mampu membangkitkan semangat persatuan bangsa Indonesia waktu itu,” ungkap Hadi Priyanto.
Karena itu Hadi Priyanto yang baru saja menerbitkan buku Kartini Penyulit Api Nasionalisme Bangsa Indonesia ini mengajak para pelajar di Jepara untuk meneladani jejak empat motivator menulis dari Jepara. “Karena tulisannya beliau mampu mempengaruhi bangsa Indonesia,” ujar Hadi.
Namun Hadi mengingatkan, menulis adalah ketrampilan yang harus terus menerus diasah. Namun sebelumnya harus didahului dengan niat yang kuat dan keinginan untuk membawa manfaat bagi banyak orang,” tegasnya. Mulai menulis hal-hal kecil secara rutin dan terus menerus hingga menjadi kebiasaan dan bahkan budaya. Bukan hanya menulis saat lomba, tambahnya.
Kepada para guru Hadi Priyanto juga mengajak untuk menggiatkan kegiatan literasi di semua jenjang sekolah, termasuk didalamnya membaca. “Sebab sampai saat ini literasi bangsa Indonesia masih sangat rendah. Kita berada pada peringkat ke – 62 dari 70 negara. Literasi ini sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia,” pungkas Hadi. Berikan buku – buku yang menarik dan juga bimbing mereka dengan cara membaca yang baik dan benar.
Ua