petasan
Rumah milik EB mengalami rusak berat, setelah petasan yang dibuatnya meledak dan memporak-porandakan bangunan beserta isinya. Foto: W> Cahyono

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Ledakan petasan yang terjadi

Dusun Kembangan I, Desa Jebengsari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang  pada Rabu ( 19/4/2023) malam kemarin,  tidak hanya 12 rumah milik warga setempat. Kejadian tersebut juga hampir meluluhlantakan bangunan rumah milik EB, pelaku pembuat petasan. Selain itu, juga  mengakibatkan sejumlah perabotan rumah tangga milik  EB juga rusak.

Dari sekian perabotan rumah tangga milik EB tersebut, beberapa diantaranya merupakan perabotan yang baru saja dibeli, menjelang Lebaran tahun ini. Bahkan, barang-barang tersebut baru saja tiba di rumah itu beberapa jam sebelum kejadian. Antara lain, lemari es, lemari plastik dan rak piring yang terbuat dari  pipa aluminium.

“Lemari es dan rak piring serta lemari plastik ini baru saja dibeli anak saya Rabu siang kemarin,” kata Istiadi mertua dari EB pelaku pembuat petasan.

Istiadi mengatakan, barang-barang tersebut  kondisinya tidak bisa dipakai. Seperti lemari es, pintunya rusak begitu pula dengan rak piring serta lemari plastik.

Baca Juga :Petasan Meledak di Salaman, 13 Rumah Rusak 1 Orang Terluka

Menurutnya, saat kejadian anaknya  yang berinisial NP ( istri EB,red) sedang berada di depan lemari es yang baru dibelinya. Karena ledakan yang cukup keras, lemari es berwarna hitam tersebut sempat terlempar beberapa meter.

“Kulkas ini sempat  terlempar dan anak saya yang sedang di depan kulkas tersebut juga turut terlempar,” katanya.

Istiadi mengaku saat kejadian tersebut dirinya baru saja pulang dari masjid untuk mengikuti khataman tadarusan. Dan, sekitar 50 meter dari lokasi kejadian , dirinya  mendengar suara ledakan yang agak keras.

“Setelah mengetahui rumah anak saya rusak karena adanya ledakan,saya hanya bisa terpana saja, “ ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT 01/05 Dusun Kembangan 1, Mugo Rofiatu mengatakan, EB yang sehari-hari berprofesi sebagai tenaga keamanan  salah satu bank pemerintah tersebut dikenal sebagai pembuat petasan setiap menjelang Lebaran. Karena, setiap tahunnya  menjelang Lebaran, selalu membuat petasan dalam berbagai macam ukuran. Yakni, ukuran kecil, kemudian  petasan renteng dan lainnya.

Mugo menambahkan, meskipun membuat petasan tersebut berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain, tidak menyurutkannya untuk membuat petasan tersebut. Karena, dianggap membahayakan orang lain, yang bersangkutan pernah diminta membuat surat pernyataan untuk tidak membuat petasan.

“ EB ini, pernah diminta membuat pernyataan agar tidak membuat petasan karena menggangu ketenangan warga,” ujarnya.

Menurutnya, yang bersangkutan pada tahun 2022 lalu pernah diminta untuk membuat pernyataan agar tidak membuat petasan, petasan yang dikaitkan di balon api  dan diterbangkan tersebut tidak bisa terbang seperti biasa. Melainkan jatuh di atas pohon di wilayah tetangga desa, yakni Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman.

“ Ia pernah diminta untuk menandatangani surat pernyataan untuk tidak lagi membuat petasan,” katanya.

Mugo menambahkan, petasan buatan EB tersebut sering dibeli oleh orang-orang lain di luar Desa Jebengsari. Namun, dirinya tidak mengetahui secara pasti, apakan EB juga sering meracik obat petasan dan dijual ke orang lain.

Menurutnya, beberapa hari lalu  Ketua RW 05 Dusun Kembang 1 juga pernah memberikat imbauan kepada masyarakat setempat untuk tidak membuat, membeli atau menyulut petasan  di bulan Ramadan ini.

“Baru tanggal 21 Ramadan kemarin, dari pihak RW memberikan imbauan kepada warga agar tidak membuat, membeli atau menyulut petasan  di bulan Ramadan ini.

Namun, rupanya imbauan tersebut tidak diindahkan oleh pelaku dan tetap nekad membuat petasan dan akhirnya meledak serta merusak rumahnya dan milik tetangga sekitarnya. W. Cahyono