KUDUS (SUARABARU.ID) – Polres Kudus membantah kasus yang menimpa siswa SMP 4 Kudus merupakan upaya penculikan anak. Berdasarkan penyelidikan sementara, Kepolisian melihat kasus tersebut lebih sebagai upaya penjambretan.
Kasatreskrim Polres Kudus AKP R Danang Sri Wiratno, Rabu (8/2) mengatakan pihaknya sudah mendatangi sekolah untuk meminta keterangan dari pihak sekolah maupun siswa bersangkutan.
Berdasarkan kronologi yang diperoleh oleh petugas, apa yang menimpa korban lebih mengarah ke upaya penjambretan. Indikasinya adalah pelaku yang mendatangi korban sempat menarik tas korban.
“Pelaku menyekap mulut korban karena panik kemungkinan korban berteriak,”ujar Danang.
Meski demikian, kata Danang, pihaknya masih akan terus melakukan penyelidikan atas kasus ini.
Hanya saja, Kasatreskrim meminta masyarakat tidak resah karena khawatir pada isu penculikan anak.
“Untuk kasus penculikan anak, sejauh ini masih hoax. Jadi saya imbau masyarakat tidak perlu khawatir meski harus tetap waspada,”tandasnya.
Danang mengatakan, maraknya isu penculikan anak bisa jadi merupakan isu yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu.
Apalagi tahun 2023 merupakan tahun politik menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
“Kalau isu ini dibesar-besarkan justru akan menyenangkan si penyebar isu karena target membuat resah masyarakat tercapai,”tandasnya.
Sebagaimana diketahui, dugaan upaya penculikan menimpa seorang siswi SMP 4 Kudus. Saat berangkat sekolah pada Selasa (7/2), korban dipepet sebuah mobil dan kemudian didatangi pengendara motor yang berusaha menarik korban.
Pelaku bahkan sempat menyekap mulut korban, namun korban berhasil lepas dengan cara menggigit tangan pelaku.
Ali Bustomi