KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Sebanyak 15 ibu-ibu warga Dusun Butuh dan Dusun Wonoasari, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, selama tiga hari mengikuti pelatihan pembuatan sandal Upanat ( sandal khusus untuk naik ke bangunan Candi Borobudur).
Mereka mengikuti pelatihan di salah satu workshop pembuatan sandal “Upanat” yakni di BW Craft Borobudur milik Basiyo, warga Dusun Bumisegoro, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur.
“Mereka mengikuti pelatihan agar bisa menambah ilmunya, khususnya membuat sandal Upanat,” kata Ketua Kelompok “Pandan Langit” Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Toemil, Kamis ( 7/12/2022).
Toemil mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan agar para peserta pelatihan dapat meningkatkan ekonomi keluarganya. Selain itu, daun pandan yang banyak ditemukan di Desa Candirejo tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Daun pandan di desa itu banyak ditemukan tanaman pandan di lahan perkebunan yang ada di lereng perbukitan Menoreh, namun belum banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat.
“Selama ini, ibu-ibu peserta pelatihan ini bekerja mencari rumput di ladang. Sedangkan daun pandan banyak tumbuh di sekitar Desa Candirejo,” katanya.
Pemilik BW Craft Borobudur, Basiyo mengaku senang dengan semangat dari ibu-ibu dari Desa Candirejo yang berlatih membuat sandal Upanat di workshop yang dimilikinya.
Menurutnya, para peserta tersebut secara swadaya membeli berbagai macam keperluan untuk dapat mengikuti pelatihan tersebut.
“Saya mengapresiasi semangat ibu-ibu dari Desa Candirejo yang secara swadaya mengikuti pelatihan pembuatan sandal Upanat, Bahkan, mereka secara swadaya rela membeli sendiri bahan -bahannya,” kata Basiyo.
Basiyo mengatakan, sandal Upanat tersebut merupakan sandal khusus bagi para wisatawan yang ingin naik ke bangunan Candi Borobudur.
Penggunaan sandal Upanat tersebut, merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan batuan andesit Candi Borobudur saat para pengunjung naik ke bangunan candi tersebut.
“Upanat sendiri mempunyai arti ‘alas kaki’ dan merupakan aktualisasi dari Relief Karmawibhangga panel 150 Candi Borobudur,” jelasnya. W.Cahyono