blank
Warga Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kebumen, berlatih seni tradisional Jemparingan, difaslitasi mahasiswa KKN UII Yogyakarta 9-10/8.(Foto:Suarabaru.id/Iist)

KEBUMEN  –  Sebanyak 75 warga Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kebumen, selama dua hari ini (9-10/8) berlatih seni tradisional Jemparingan. Yakni seni tradisional yang mengandung unsur olahraga panahan.

Pelatihan tersebut difasilitasi mahasiswa KKN Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bersama Komunitas Jemparingan Yogyakarta.  Kegiatan dilakukan di pelataran areal Kampung Jawa, Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, di wilayah Kebumen selatan yang di masa lalu pernah menjadi ibu kota Kabupaten Ambal.

Menurut penuturan Koordinator Mahasiswa KKN UII Yogyakarta di Ambal, Maulidia Andini, pelatihan tersebut untuk melestarikan  permainan tradisional atau dolanan zaman dahulu agar tidak punah. Apalagi seni Jemparingan merupakan seni tradisional yang mengandung unsur olahraga panahan, dengan memanfaatkan  gendawa atau alat memanah tradisional. Peserta Jemparingan tak dibatasi umur, gaya memanahnya sembari duduk. Sedangkan sasaran anak panah berupa model gandulan berupa gedebog dan bambu yang digantung.

Berlatih di Yogyakarta

Maulidia menambahkan, dalam pelatihan itu pihaknya menggandeng Komunitas Jemparingan Mataraman Yogyakarta. Dia berharap bila seni tradisional itu bisa berkembang dengan baik dan diminati warga, pihaknya siap mengajak warga Desa Ambalresmi untuk berlatih di Yogyakarta.

Dalam pelatihan dua hari itu tiap RT di Desa Ambalresmi mengirimkan wakil 15 orang. Sedangkan di desa tersebut ada 15 RT sehingga jumlah peserta pria wanita  sebanyak 75 warga. Masyarakat pun terkesan antusias mengikuti dan menyaksikan pelatihan seni Jemparingan.

Bahkan Ketua Pengkab Perpani Kebumen yang juga pengurus KONI Herwin Kunadi menyambut baik kegiatan tersebut. Herwin menilai pelatihan itu sangat positif. Bahkan bila seni Jemparingan  bisa berkembang dengan baik, pihaknya akan mengadakan lomba Jemparingan tingkat Kabupaten Kebumen dipusatkan di Ambal.

Tokoh masyarakat di Ambal Hardi Nugroho pun senang dengan kreativitas mahasiswa KKN UII Yogyakarta. Hardi yang juga pendidik itu berpendapat, bila memungkinkan seni Jemparingan bisa masuk sekolah dan dipelajari anak didik. Sebab Indonesia memiliki kekayaan seni budaya dan permainan tradisional yang mengandung aspek pendidikan sehingga sangat layak dilestarikan sebagai jati diri bangsa.

Suarabaru.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini