blank
Peserta ngaji perkumpulan MWC NU Tahunan.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Bertempat di pondok pesantren Miftahul Huda Tegalsambi Jepara, MWC NU Tahunan Jepara menyelenggarakan kegiatan, “Ngaji Perkumpulan.” Kegiatan yang digelar mulai pukul 08.30 s.d 16.00 diikuti 17 ranting se-MWC NU Tahunan Jepara.

Kegiatan yang melibatkan unsur Syuriyah dan Tanfidziyah ranting, serta jajaran pengurus MWC NU Tahunan dibuka secara resmi oleh, KH. Hisyam Zamroni, M.Si., Wakil Ketua PCNU Jepara.

blank
Pengurus MWC Tahunan.

Dalam sambutannya, H. Hisyam Zamroni menyatakan tentang pentingnya Ngaji Perkumpulan. ” Ngaji Perkumpulan ini sangat penting bagi pengurus NU karena mereka tahu sebagai apa dan harus bagaimana dalam mengelola organisasi NU.” Tutur H. Hisyam.

Sementara KH. Misbahuddin, S. Ag., Ketua Tanfidziyah MWC NU Tahunan saat menyampaikan sambutan memaparkan bahwa kegiatan Ngaji Perkumpulan ini merupakan agenda RTL ( Rencana Tindak Lanjut) dari Muskercab I di Pondok Pesantren Dzilalil Qur’an Bantrung Jepara bidang kaderisasi.

Ia berterima kasih kepada Pondok Pesantren Miftahul Huda Tegalsambi di bawah asuhan KH. Darul Mahmud yang telah bersedia menjadi tuan rumah Ngaji Perkumpulan. Kepada peserta KH. Misbahuddin berharap agar dapat mengikuti kegiatan ini sampai selesai sehingga dapat menjadi bahan untuk menata organisasi di ranting masing-masing.

Hadir sebagai narasumber Ngaji Perkumpulan adalah Prof. Dr. Mustaqim, M. A., H. Hisyam Zamroni, S. Ag. M.Si, H. Ulul Abshor, Khoirul Muslimin, Zamroni Ali, S. Pd. I, dan Bin Himma Muhammad Burhan.

Prof. Mustaqim mengatakan bahwa managemen NU harus  ditata dengan baik. ” Kita harus punya peta garapan NU, siapa yang mengelola anak-anak yang sekolah di luar lembaga NU. Dapat menganalisis kebutuhan warga NU, dapat memetakan potensi sumber daya manusia warga NU.” Tegasnya.

Karena luasnya garapan NU maka pendirian Pengurus Anak Ranting ( PAR) NU sangat diperlukan. Sambil berseloroh prof. Mustaqim menyebutkan tentang tipologi warga NU. ” Warga NU iku ono pinter-sregep, pinter keset, nyerodok bodoh-miskin-sregep, wis bodho tur keset.” Sambungnya. Ia juga mengingatkan tentang perlunya alih generasi kepengurusan NU sehingga terjadi keberlanjutan Nahdlatul ulama.

Materi lain yang disampaikan narasumber dari PCNU bidang kaderisasi adalah AD/ART NU dan Dasar Hukum Perkumpulan yang disampaikan KH. Hisyam Zamroni, Administrasi/ Organisasi disampaikan oleh Zamroni Ali, Kaderisasi oleh Khoirul Muslimin, Ketua Lakpesdam PCNU Jepara, dan Awanu dan Wakaf untuk pemberdayaan ekonomi oleh Bin Himma Muhammad Burhan dari Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU.

Pada materi Awanu dan Wakaf, peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti materi ini. Pasalnya banyak aset-aset warga NU yang belum tersertifikasi sehingga ke depan aset-aset itu dikhawatirkan berpindah tangan di luar Nahdlatul Ulama. Ustadz Himma mengatakan telah perlunya inventarisasi aset-aset NU.

Meskipun diselenggarakan ala santri dengan lesehan, namun acara Ngaji Perkumpulan dapat dibilang sukses.  ” Alhamdulillah acara sukses, peserta mendapat banyak ilmu organisasi dan idiologisasi, juga masing-masing ranting NU membawa 5 paket buku terdiri dari AD & ART NU, Peraturan Perkumpulan Nahdlatul ulama buku 1 dan buku 2.” Papar Abdur Rosyid, Ketua Panitia.

ua/Subekhan