blank
Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno (berdiri kanan), menyampaikan tanggapan atas laporan reses Anggota Dewan dan jawaban pemandangan umum dari fraksi-fraksi.(SB/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – DPRD Kabupaten Wonogiri, Senin (31/10), menggelar rapat paripurna dengan menyoroti secara tajam empat masalah aktual yang menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Yakni masalah pencemaran bau busuk limbah pabrik tepung Maizena, kelangkaan pupuk bersubsidi yang dikeluhkan petani, kasus gagal ginjal akut yang menasional, dan perlunya kesiapsiagaan mengantisipasi kemunculan bencana alam di musim penghujan.

Rapat digelar di Ruang Graha Paripurna lantai atas Gedung DPRD Wonogiri. Dipimpin Ketua DPRD Wonogiri Sriyono didampingi Wakil Ketua Sugeng Achmadi dan Krisyanto serta Sekretaris Dewan Gatot Siswoyo.

Dihadiri 42 dari 50 anggota legislatif, rapat paripurna membahas laporan hasil reses tahap tiga Tahun 2022 dan penyampaian jawaban Bupati terhadap pemandangan umum anggota Dewan atas pembahasan Raperda ABPD Tahun 2023.

Dari jajaran ekskutif, hadir Wakil Bupati Setyo Sukarno, Sekda Haryono bersama para staf bupati dan pimpinan dinas instansi, camat dan Kabag di Lingkup Sekretariat Pemkab Wonogiri.

Tampil menyampaikan laporan hasil reses III, Irawan Hari Purnomo dari Fraksi PDI Perjuangan, Hamid Kurniawan (Fraksi Golkar), Jarmono (Fraksi PKS), Arum Subekti (Fraksi Gerindra) dan Yekti Dewi Retno Basuki dari Fraksi Amanat Kebangkitan Bangsa (gabungan PAN dan PKB).

Pabrik Maizena

Jarmono, minta agar Pemkab Wonogiri segera mengambil langkah untuk menyikapi keluhan warga masyarakat yang tercemari bau busuk limbah pabrik pengolahan tepung Maizena di Ngadirojo. Sebab, baunya menyengat mengganggu kesehatan penduduk dan menyebar sampai ke Desa Purworejo dan Bulusulur (Kecamatan Wonogiri Kota).

Para penyampai laporan hasil reses III, menyoroti kasus kelangkaan pupuk bersubsidi yang dikeluhkan petani dan dikhawatirkan berdampak negatif pada pengurangan produksi pangan.

Kemunculan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak yang menjadi keprihatinan nasional, hendaknya segera disikapi dengan langkah konkrit. Harus dibarengi pula dengan melakukan langkah edukatif kepada masyarakat.

Terkait dengan datangnya musim penghujan, Pemkab Wonogiri didesak untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemunculan bencana angin kencang, banjir dan longsor. Perlu langkah antisipatif dan jangan bersikap reaktif setelah ada bencana.

Wakil Bupati Setyo Sukarno, menyatakan, laporan hasil reses para Anggota Dewan, akan dijadikan pertimbangan dalam melangkah. Tentang kelangkaan pupuk, telah dicarikan solusi dengan melakukan realokasi antarkecamatan antardesa. Kecamatan dan desa yang serapan pupuknya rendah, alokasinya dialihkan ke daerah lain yang serapannya tinggi.

Bersama itu dilakukan edukasi kepada petani dan kelompok tani maupun kelompok tani milenial, tentang pemakaian pupuk alternatif. ”Ketika alokasi yang diberikan pemerintah pusat belum sesuai dengan kebutuhan petani, maka petani bisa memenuhi kebutuhan pupuknya sendiri,” tandas Wakil Bupati Setyo Sukarno.

Bambang Pur