SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengatakan, sosialisasi yang masif untuk alternatif obat penurun panas yang aman, harus segera dilakukan. Hal ini untuk melindungi anak-anak dari ancaman gagal ginjal akut, yang banyak menyebabkan kematian.
”Semakin bertambahnya penderita gagal ginjal akut yang meninggal, harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan. Mereka harus segera mengambil langkah yang cepat dan tepat. Sosialisasi alternatif obat penurun panas anak yang aman, harus masif dilakukan,” kata Lestari, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/10/2022).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat, per Selasa (18/10/2022) jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius, mencapai 206 kasus, yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Dari total jumlah penderita itu, 99 di antaranya meninggal dunia.
BACA JUGA: Program Pelatihan Keterampilan DBHCHT di Kudus Sudah Terealisasi 80 Persen
Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), telah membentuk tim untuk melakukan penelusuran lebih jauh tentang kasus itu.
Gangguan ginjal akut misterius itu diduga karena keracunan (intoksikasi) etilen glikol, seperti yang terjadi di Gambia. Puluhan anak di negara itu meninggal, karena mengonsumsi parasetamol sirup, yang mengandung senyawa etilen glikol.
Menurut Lestari, upaya pencegahan harus dilakukan dengan segera, lewat langkah-langkah yang terukur. Penguatan upaya pengawasan terhadap kandungan bahan berbahaya pada obat-obatan yang beredar, harus terus ditingkatkan dan disempurnakan.
BACA JUGA: Ratusan Pegawai Kanwil Jateng Semarakkan Jalan Sehat KTT G20
Selain itu, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, informasi terkait sejumlah langkah alternatif obat penurun panas yang aman bagi anak, harus masif dilakukan.
”Para pemangku kepentingan juga harus mampu memberikan informasi yang pasti, terkait sejumlah obat penurun panas yang mengandung bahan berbahaya bagi anak,” terang Rerie.
Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu menambahkan, ketidakpastian informasi terkait obat yang berbahaya dan cara aman untuk menurunkan panas anak, menimbulkan kepanikan baru di tengah masyarakat.
BACA JUGA: BPSDM Jatim Koordinasi dan Kolaborasi Pelatihan Bidang Hukum dan HAM di Badiklat Jateng
Penanganan kasus yang menyasar anak-anak sebagai korban ini, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, harus benar-benar ditangani hingga tuntas, untuk mencegah pertambahan jumlah kematian anak-anak.
”Di masa sering terjadinya cuaca ekstrem yang rawan penyebaran penyakit ini, penerapan pola hidup sehat di setiap keluarga harus terus diupayakan, untuk meningkatkan daya tahan tubuh setiap anggota keluarga dari ancaman penyakit.
Riyan