blank
Tanggul pantai yang jebol sepanjang kurang lebih 150 m di blok Kropak Margokerto, Bondo (Foto: Hadepe)

JEPARA (SUARAARU.ID)  –  Lambatnya perbaikan   tanggul pantai  yang jebol sekitar 150 m  di blok  Kropak di Dukuh Margokerto, Desa Bondo, Jepara  dikeluhkan oleh petani dan petani penggarap. Juga para pemilik tambak dan warga setempat. Pasalnya tanggul yang jebol saat  terjadi rob pada bulan Juli  dan  berdampak terhadap  100 ha lebih lahan pertanian ini  belum juga diperbaiki.

Areal yang berdampak  abrasi ini semula adalah lahan produktf yang ditanami  padi dan tanaman polowijo. “Namun karena air laut telah masuk dan menggenangi kawasan tersebut,  tingkat kesuburan tanah  menurun. Bahkan jika dipaksakan ditanami dikawatirkan mengalami puso,” ujar Sudi Siswanto, petani dan juga tokoh masyarakat setempat.

Ia mengaku telah menyampaikan kerusakan tanggul pantai tersebut keberbagai fihak di pemerintah. “Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Padahal sebentar lagi musim penghujan dan menurut BMKG akan tiba dengan curah hujan yang cukup tinggi,” ungkap Sudi Siswanto. Pemerintah dan para pemangku kepentingan mestinya tanggap dan segera melakukan perbaikan.

blank
Lahan pertanian yang digenangi oleh air laut (Foto: Hadepe)

Harapan kami  ada sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan PLTU Tanjung Jati B untuk memperbaiki tanggul yang jebol dan sekaligus pelestarian kawasan pantai yang juga telah mulai  mulai rusak karena abrasi. “Dugaan kami, rob bukan menjadi penyebab  tunggal kerusakan kawasan pantai sepanjang 1 km lebih. Namun ada juga  dampak pengambilan karang 10 tahun yang lalu dan juga perubahan alur air laut setelah keberadaan PLTU Tanjung Jati,” ujar Sudi Siswanto.

Keluhan terhadap lambatnya penangan tanggul  pantai yang jebol juga disampaikan oleh pengurus kelompok Tani, Suramin.  “Sebenarnya kerusakan tanggul  pantai karena abrasi telah lama terjadi dan ambrol setelah terjadi rob pada bulan Juli dan Agustus lalu,” ujarnya.

blank
Air laut telah menggenangi jalan di blok Kropak (Foto: Hadepe)

Namun menurut Surahmin,  belum  ada perhatian dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain hingga kerusakan semakin parah dan mengancam areal pertanian dan bahkan pemukiman. “Dampak masuknya air laut ini akan menurunkan produktifitas lahan dan bahkan  jika dipaksa ditanami akan puso. Juga mengancam pemukiman penduduk jika terjadi intrusi air laut ke sumur-sumur penduduk,” ujar Surahmin.

Keluhan lambatnya penanganan tanggul pantai yang jebol juga disampaikan oleh Bambang Sungkoro Sejati. “Harusnya pemerintah dan pemangku kepentingan lain  segera hadir untuk menangani persoalan yang dihadapi warganya. Jangan sampai kemudian dibiarkan hingga terjadi dampak yang lebih besar dan semakin suit dikendalikan,” ujar salah satu ketua RT di Dukuh Margokerto

Hadepe