Oleh: Nurul Zulaeha
Panggilan hati menjadi pendidik adalah sebuah pilihan. Ketika seseorang sudah memutuskan untuk menjadi seorang pendidik maka dituntut memiliki dedikasi yang tinggi. Tujuannya untuk kemajuan pendidikan, mencetak putra putri bangsa yang berkualitas, berdaya saing dan berkarakter.
Menghadapi dunia yang serba cepat dan teknologi yang semakin canggih, guru dituntut untuk selalu “aware” dengan pendidikan anak – anak di Indonesia, khususnya di Jepara. Menurut saya, ide – ide mas menteri Nadiem sangat menarik , beberapa diantaranya adalah tentang program guru penggerak dan merdeka belajar.
Kebijakan merdeka belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia unggul Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, merdeka belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya peserta didik dan mahapeserta didik bisa memilih pelajaran yang diminati.
Hal ini dilakukan supaya para peserta didik dan mahapeserta didik bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa.
Selain itu tujuan dari program ini adalah untuk menggali potensi terbesar para guru dan peserta didik serta meningkatkaan kualitas pembelajaran secara mandiri. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Dan kemerdekaan berpikir ini harus dipraktikkan oleh para guru terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada para peserta didik.
Kenapa begitu penting pemerintah khususnya dalam hal ini kementerian pendidikan untuk me-launching program merdeka belajar?
Tantangan kehidupan saat ini kedepannya semakin kompleks, berubah sangat cepat dan tidak beraturan. Selain itu para lulusan pun dituntut mempunyai skills, kompetensi yang bisa menyesuaikan dengan kondisi saat ini dan yang akan datang. Dengan demikian pembelajaran tidak bisa “diseragamkan”.
Jadi merdeka belajar adalah memberikan kebebasan kepada semua pelaku pendidikan baik itu guru, kepala sekolah, unsur tenaga kependidikan yang lain, termasuk pengelola sekolah, juga pemerintah daerah untuk untuk berkreasi, berinovasi, berkompetisi, melakukan terobosan – terobosan yang terbaik.
Kita sebagai pendidik tidak boleh alergi dengan perubahan. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidik harus terus meng-upgrade kemampuan. Pendidik perlu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan zaman. Pendidik bukan satu-satunya sumber ilmu.
Banyak sekali buku, media massa, situs internet dan sumber lain yang bisa dijadikan sebagai acuan dan referensi dalam kegiatan belajar. Semangat kita dalam mengajar dan terus belajar akan memberikan energy – energy positif bagi peserta didik siswi kita untuk terus belajar.
Selain itu peluncuran platform merdeka mengajar, organisasi penggerak, dan pelatihan –pelatihan online memberikan banyak kemudahan bagi kita untuk bisa mengembangkan diri dengan belajar, mengajar dan berkarya. Merdeka mengajar disiapkan untuk para guru agar bisa membuat perubahan dalam pembelajaran.
Bagaimana pembelajaran berpusat pada murid dan terciptanya profil pelajar pancasila dapat dengan mudah kita gali dalam platform merdeka mengajar.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangun kemerdekaan belajar buat anak. Pada lingkup sekolah, guru dan orang tua dapat lebih banyak mengajukan pertanyaan pada anak untuk mendapatkan masukan dalam mengambil keputusan terkait proses belajar anak. Beri ‘rangsangan’ bacaan bermutu, kesempatan eksplorasi sekitar dan kesempatan menganalisis bacaan dan lingkungan sekolahnya.
Selain itu perbanyak kegiatan non kompetisi seperti pagelaran karya, forum bagi anak untuk menampilkan hasil karyanya. Dengan kegiatan non kompetisi, anak lebih merdeka mengekspresikan potensi dirinya tanpa harus takut kalah atau dipermalukan.
Guru sebagai ujung tombak
Guru berperan sebagai ujung tombak dalam mewujudkan program merdeka belajar pada peserta didik. Guru harus memahami bahwa setiap peserta didik memiliki kecerdasannya masing – masing.
Peserta didik harus diberikan kemerdekaan dalam mengembangkan potensi dan kecerdasannya masing – masing dan bukannya “di-cut” hanya untuk memenuhi arti kecerdasan yang tertanam dalam pemahaman umum masyarakat saat ini.
Dengan selalu melakukan update tentang pemahaman psikologi anak, tentu guru akan sangat berperan maksimal dalam mendukung terwujudnya merdeka belajar.
Guru harus mampu sebagai pendidik dan penggerak dalam konsep merdeka belajar. Guru diharapkan mampu menjadi sosok pemimpin pembelajar. Guru harus selalu mengasah kompetensinya secara berkala sesuai dengan perkembangan zaman agar mampu memberikan yang terbaik sesuai dengan harapan peserta didik dan wali murid.
Semoga para guru memiliki semangat yang tinggi dalam menjaga amanat profesinya sebagai pendidik yang sudah memilih dan terpilih untuk menjadi “investor ilmu”. Dengan demikian, guru mampu mendidik generasi penerus perjuangan bangsa yang pada saatnya nanti akan menjadi penentu dan pengisi kemerdekaan bangsa. Guru akan menjadi sosok istimewa dalam diri peserta didik karena dari guru lah mereka memiliki masa depan yang gemilang.
Diharapkan program merdeka belajar akan membawa perubahan pada system pengajaran yang semula bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Diharapkan dengan perubahan nuansa ini membuat setiap peserta didik menjadi lebih nyaman karena bisa lebih banyak berdiskusi dan akan membentuk karakter dari para peserta didik.
Dan akhirnya dari guru – guru terbaiklah bisa lahir generasi penerus bangsa terbaik yang akan bisa mengisi kemerdekaan pada zamannya nanti. ‘Positive Values’ yang kita tanam saat ini yang akan memberikan bekal kepada mereka dalam kehidupannya kelak. Terus kobarkan semangat merdeka belajar kepada sesama pendidik dan menjadi teladan sepanjang hayat bagi para peserta didik. Mari mengajar dengan sepenuh hati. Teruslah berkreasi dan berinovasi. Mari saling mengisi, saling berkomunikasi aktif dan selalu memberikan input positif terkait merdeka belajar.
Penulis adalah Guru SMP Walisongo Pecangaan, Jepara