SEMARANG (SUARABARU.ID)– Perempuan patut menjadi yang utama dalam gerakan perubahan. Langkah itu bisa dimulai dari sektor pariwisata, untuk menuju kesetaraan dan pemberdayaan perempuan secara menyeluruh, dalam bidang ekonomi.
”Tidak dapat dipungkiri, perempuan memegang peranan yang signifikan dalam era yang 90 persen pekerjaan akan menggunakan keterampilan teknologi, informasi dan komunikasi di masa depan,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.
Dia menyampaikan hal itu, saat memberikan sambutan pada forum W20 Summit, bertema ‘Friendly Dialogue and Networking Women Empowerment on Economic and Tourism’, di kawasan Danau Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (20/7/2022).
BACA JUGA: Ribuan Petani Hutan di Blora Turun ke Jalan Dukung KHDPK
Menurut Lestari, kesetaraan gender masih menjadi isu penting dalam pembangunan di Tanah Air. Dugaan itu muncul, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, karena masih ditemukannya diskriminasi terhadap perempuan dalam berbagai lini kehidupan.
”Diskriminasi ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga terjadi di berbagai belahan bumi,” imbuhnya.
Merespon kondisi itu, ujar Rerie, bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia, pada 8 Maret 2010, UN Women berkolaborasi dengan UN Global Compact, meluncurkan tujuh prinsip pemberdayaan perempuan yang menekankan pada tanggung jawab sosial korporasi.
Ketujuh prinsip itu, tegas anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem ini antara lain, mencakup level kepemimpinan tertinggi berbasis kesetaraan gender, menghormati HAM dan mendukung prinsip non-diskriminasi, mempromosikan kesetaraan melalui advokasi dan melaporkan secara berkala dan terbuka, terkait upaya mencapai kesetaraan gender.
Diakui Rerie, catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, dalam rentang waktu 2018-2021, Indeks Pembangunan Gender Indonesia (IPGI) membaik dan pada 2021, dan tercatat 91,27 (semakin mendekati 100, semakin sedikit kesenjangan antara laki-laki dan perempuan).
Upaya untuk mencapai kesetaraan, meminimalisasi diskriminasi dan kesenjangan, jelas Rerie, dapat ditempuh melalui dialog dan membangun jejaring persahabatan, yakni dengan berkolaborasi.
BACA JUGA: Unissula Kaji Perbedaan Gender dalam Alquran
Dialog dan kolaborasi, tambah anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, memungkinkan pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi, khususnya pariwisata.
Pada kesempatan itu, Rerie juga mendorong agar W20 merumuskan sebuah rekomendasi aksi. Hal itu untuk memperkecil kesenjangan dengan bersumber dari nilai dalam konsensus kebangsaan.
Hal itu terangkum dalam pelayanan publik yang berorientasi kesejahteraan, pemenuhan perlindungan bagi warga negara, dan perumusan kebijakan yang berorientasi pada pemecahan masalah kelompok marginal, termasuk perempuan.
BACA JUGA: Pemkab Tegal Komitmen Turunkan Angka Stunting
Menurut Rerie, rencana aksi yang perlu dilakukan W20 antara lain, seperti perempuan menjadi mentor sesama perempuan, untuk memperkuat semangat no one left behind dari program pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Selain itu juga, mempromosikan kepemimpinan perempuan dalam segala bidang, dan memberikan alokasi anggaran yang mendorong pemberdayaan dan bantuan finansial kaum perempuan.
Di akhir sambutannya, Rerie memutar video berjudul Girl Power, yang mendapat sambutan yang meriah dari para hadirin.
Riyan