JAKARTA (SUARABARU.ID)- Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) mendukung rencana kebijakan Kementerian Perdagangan yang akan memberikan subsidi harga gula tani sebesar Rp 1000 per kilogram.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Ketua umum DPN APTRI Soemitro Samadikoen, Jumat (8/7). Menurut Soemitro, rencana tersebut terungkap saat silaturahmi jajaran pengurus DPN APTRI dengan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, yang digelar di jakarta pada Kamis (7/7).
“Kami mendukung atas rencana Mendag yang akan memberikan subsidi harga gula tani sebesar Rp 1000 per kilogram,”ujarnya.
Soemitro mengungkapkan awalnya DPN APTRI mengusulkan agar pemerintah menaikan HPP gula tani dari Rp 11.500 menjadi Rp 12.500 per kilogram.
Usulan HPP tersebut didasarkan tingginya biaya produksi gula akibat tingginya harga pupuk nonsubsidi.
Menurut Soemitro, harga pupuk non subsidi 3 – 4 kali lipat dibanding pupuk subsidi. Kenaikan harga pupuk saja menyumbang kenaikan biaya produksi sebesar 17 %.
“Belum lagi biaya-biaya lain juga naik seperti upah tenaga kerja dan transportasi. Jadi sangat wajar jika HPP gula harus naik,”kata Soemitro.
Dalam pertemuan dengan Mendag, menurut Soemitro, DPN APTRI juga menyampaikan usulan agar pupuk nonsubsidi ada HET nya. karena selama ini harga pupuk nonsubsidi tidak terkendali tidak ada patokannya. Usulan yang lain tentang penindakan rembesan gula rafinasi di pasar.
Lebih lanjut, kata Soemitro, Mendag sangat menyambut baik usulan dari DPN APTRI. Dalam pertemuan tersebut, kata Soemitro, Mendag memilih opsi untuk memberi subsidi harga gula yang secara langsung diberikan ke petani dari pada menaikkan HPP gula tani. Jadi ini subsidi di hilir bukan di hulu
“Lebih baik diberikan melalui subsidi langsung ke petani sebagai kompensasi tingginya harga pupuk. Sebab, jika HPP gula dinaikkan akan memicu kenaikan harga-harga” tandasnya.
Atas maraknya rembesan gula rafinasi di pasar, kata Soemitro, Mendag menjanjikan akan segera melakukan penindakan.
Senada, Sekjen DPN APTRI M Nur Khabsyin mengatakan jika subsidi harga gula terealisasi, akan menambah semangat petani meningkatkan produktifitas dan memperluas areal tebu.
Pasalnya, selama sepuluh tahun terakhir ini produksi gula terus turun karna tdk adanya kepastian pendapatan petani.
“Setiap kali panen harga jual gula turun karena banjir impor. Bahkan sudah 3 tahun ini petani kesulitan mendapatkan pupuk termasuk pupuk non subsidi”tandasnya.
Ali Bustomi