WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Kerjasama antara tiga pihak, yakni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang dan Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik (FKSP) Unsiq, sepakat akan mengembangkan wisata religi di Wonosobo.
Kolaborasi antara Pemkab Wonosobo dengan dua perguruan tinggi negeri dan swasta berbasis Islam itu, merupakan bentuk tri dharma Perguruan tinggi untuk bersama-sama menggali potensi daerah di bidang wisata religi yang ada.
Penandatanganan memorandum of understanding (MOU) tiga pihak tersebut telah dilakukan di Pringgitan Rumah Dinas Bupati setempat, Kamis (2/6/2022) lalu dan dilakukan Kepala Disparbud Agus Wibowo, Dekan FDK UIN Walisongo Ilyas Supena dan Dekan FKSP Unsiq Moh Amin.
Penandatanganan MOU disaksikan langsung Bupati Afif Nurhidayat, Ketua Yayasan Pendidikan IIQ Heru Irianto, Wakil Rektor Unsiq, jajaran Dekan FKSP Unsiq Jateng di Wonosobo, FDK UIN Walisongo Semarang dan para pejabat Dispartabud.
Bupati Afif Nurhidayat dalam kesempatan tersebut meminta, melalui kerjasama Disparbud selaku representasi Pemkab Wonosobo dengan kedua perguruan tinggi ini, pariwisata religi setempat bisa lebih maju.
“Wisata religi di sini tidak hanya mengenai destinasinya. Tapi juga bagaimana destinasi yang dikembangkan berdampak positif terhadap peningkatan kapasitas SDM dan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi wisata religi itu sendiri,” ujarnya.
Selain itu, sambung dia, keberadaan lokasi wisata religi diharapkan juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pengembangan ekonomi kreatif. Banyak sekali potensi ekonomi lokal yang bisa dikelola untuk mendukung eksistensi wisata religi.
Afif juga salut dan merasa bangga karena dua universitas hebat seperti UIN Walisongo Semarang dan Unsiq Jawa Tengah di Wonosobo mau berkolaborasi dengan Pemkab Wonosobo melalui Dispartabud untuk mengembangkan wisata religi.
Dampak Ekonomi
Kepala Disparbud Wonosobo Agus Wibowo menyampaikan bahwa ada 104 destinasi wisata religi yang ada di Wonosobo dan belum tergarap dengan semestinya. Destinasi wisata tersebut memang beragam dan tidak semua berbasis agama Islam.
“Tentu hal tersebut menjadi potensi yang ke depan bisa menjadi lokus kegiatan walaupun secara bertahap dan terskema secara simultan serta berkelanjutan. Wisata religi bisa melengkapi khasanah wisata alam dan budaya yang sudah lebih dulu ada,” katanya.
Dekan FDK UIN Walisongo Semarang Ilyas Supena mengatakan dengan kerjasama ini diharapkan bisa menjadi ladang ilmu dan pengalaman bagi mahasiswa dan dosen dalam menerapkan tri dharma perguruan tinggi melalui pengembangan wisata religi yang selama ini belum banyak digarap.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan IIQ Jateng, Heru Irianto menyambut baik kerjasama ini dan siap berkolaborasi dalam mengembangkan wisata religi di Wonosobo yang pada dasarnya sudah dirintis oleh Unsiq beberapa waktu belakangan ini.
“Pembangunan Masjid Baitul Qur’an KH Muntaha Al Hafidz di Komplek Kampus II Unsiq di Munggang Krasak Mojotengah yang megah dan memiliki 4 lantai dengan fasilitas komplit untuk melayani wisatawan, adalah menjadi salah satu buktinya,” tegas dia.
Di Masjid Baitul Quran KH Muntaha Al Hafidz, wisatawan yang akan ziarah ke makam pendiri Unsiq di Deroduwur, sebut Heru, juga bisa berkunjung terlebih dahulu ke Museum Al Quran Akbar dan melihat bangunan masjid berarsitektur paduan modern dan tradisional itu.
“Unsiq juga telah melakukan penelitian terhadap tokoh-tokoh penyebar agama Islam dan sejarah peninggalannya yang bisa dijadikan lokus baru edukasi sejarah Islam di Wonosobo. Ini juga bisa dijadikan dasar dalam pengembangan wisata religi yang lebih luas lagi,” tuturnya.
Pihaknya sangat mendukung pengembangan wisata religi dan ekonomi kreatif sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat di lokasi wisata religi yang dapat berimbas pada multiplayer effect bagi kemajuan daerah.
Muharno Zarka