blank
Bupati Kebumen bersama Inspektur Utama BPS Pusat Ahmad Jaelani dan Kepala BPS Provinsi Jateng Adhi Wiriana Senin 30/5.(Foto:SB/Kominfo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Adhi Wiriana mengungkapkan, angka Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten Kebumen mengalami penurunan tajam pada tahun 2021-2022, yakni sebesar 0,7 persen.

Angka penurunan kemiskinan ekstrem ini, lanjut dia, menjadi yang terbesar di Jateng. Hal itu disebut sebagai pencapaian yang baik dari hasil kinerja pemerintah daerah dalam upaya mengentaskan kemiskinan masyarakat Kebumen.

“Berdasarkan hasil evaluasi kemiskinan ekstrem di Kebumen pada 2021 hingga 2022 ini terjadi penurunan tajam yakni sebesar 0,7 persen. Ini menjadi terbesar di lima kabupaten yang masuk katagori kemiskinan ekstrem di Jateng,”ujar Adhi Wiriana saat menggelar audiensi dengan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto di Pendopo Kabumian, Senin (30/5).

Ada lima kabupaten yang digolongkan masuk dalam Kemiskinan Ekstrem di Jateng. Yaitu Banyumas, Brebes, Kebumen, Pemalang dan Banjarnegara. Bersyukur dari hasil evaluasi BPS, Kebumen menjadi kabupaten yang mengalami angka penurunan paling besar.

“Angka penurunannya Kebumen menjadi yang terbesar dari lima kabupaten yang masuk dalam kantong Kemiskinan ekstrem di Jateng. Sedangkan dari lima kabupaten itu, Pemalang malah mengalami kenaikan angka kemiskinannya,”ujarnya.

blank
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto Senin 30/5 menerima audiensi Kepala BPS Provinsi Jateng dan Inspektur Utama BPS Pusat.(Foto:SB/Kominfo)_

Jika upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kebumen sesuai on the track, Adhi yakin pada 2024 nanti, bukan hal yang tidak mungkin kemiskinan ekstrem di Kebumen bakal turun menjadi 0 persen.

“Yang disebut kemiskinan ekstrem adalah mereka keluarga yang penghasilannya sehari di bawah Rp15 ribu. Sedangkan katagori miskin mereka keluarga yang penghasilannya di bawah Rp25 ribu sehari. Jika upaya dari Pemkab ini terus konsisten on the track, saya yakin di 2024 kemiskinan ekstrem di Kebumen bisa 0 persen,”terangnya.

Pemda Punya Tahapan

Sementara itu, Inspektur Utama BPS Pusat Ahmad Jaelani menambahkan, sebenarnya persoalan kemiskinan ini tolak ukurnya tidak bisa dibebankan pada pimpinan daerah saat ini. Karena kemiskinan itu sudah ada sejak lama, dan startnya di angka yang tidak bisa diubah.

“Pemda itu punya tahapan-tahapanya. Ketika Pimpinan Daerah itu startnya dari mana, itu tentu start tidak bisa diubah, karena ia dalam posisi menerima estafet dari kepemimpinan sebelumnya. Karena itu, perlu melakukan lompatan-lompatan yang strategis,”ujar Ahmad Jaelani.

Menurut Ahada Jaelani kemiskinan bisa disebabkan karena struktural dan penyebab lain. Ia melihat upaya yang dilakukan oleh Pemkab Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan cukup baik, dengan beberapa program unggulan, seperti jambanisasi, penyedian air bersih, pemberian listrik gratis, bantuan sosial BLT, dan PKH.

“Dengan banyaknya kebutuhan dasar yang sudah terpenuhi, maka otomatis akan menekan angka pengeluaran mereka, dan masyarakat miskin ini bisa menggunakan hasil pendapatannya untuk kebutuhan lain. Saya kira ini program yang cukup bagus,”terang Inspektur Utama BPS PUsat itu.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk mengentaskan angka kemiskinan esktrem di Kebumen, sehingga bisa turun sampai 0,7 persen. Ini menjadi capaian yang memuaskan.

“Alhamdulillah, tentu saya bersyukur Kemiskinan Ekstrem di Kebumen sudah turun 0,7 persen. Ini menjadi modal dan penyemangat kami agar ke depan lebih giat lagi membuat terobosan dalam hal pemberdayaan masyarakat, sehingga taraf hidup mereka bisa semakin baik,”ujar Arif Sugiyanto.

Bupati menyebut, pihaknya bakal mengadakan Kebumen International Expo pada 25 Juni- 2 Juli 2022 di Alun-alun setempat. Gelaran ini dipercaya bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Kebumen, karena melibatkan berbagai elemen masyarakat.

“Kita sepenuhnya yakin Kebumen International Expo menjadi ikhtiar kami untuk bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Kebumen, karena ini melibatkan masyarakat kecil, baik pelaku UMKM, seniman, budayawan, dan masyarakat lain,”tandas Arif Sugiyanto.

Komper Wardopo