SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Pergelaran wayang yang diselenggarakan di Pendopo Agung Sanggar Mayangkara Jalan. Bromo V, Kadipiro, Surakarta pbaru-baru ini, cukup meriah.
Pukul 20.00 WIB, Ki Purbo Asmoro mengisahkan lakon baru Dumadine Gamelan. Pergelaran ini menampilkan wayang kulit dengan gamelan kolosal ini berjalan dengan meriah dan tentunya spektakuler.
Ki Puro Asmoro mengatakan, pergelaran ini sebagai wujud gembira karena diakuinya gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 15 Januari 2021.
Ki Purbo Asmoro bekerja sama dengan Griya Seni Ekalaya mengadakan pentas dengan menghadirkan lebih dari 100 pengrawit. Elemen pangrawit yaitu maestro mayangkara, komponis, mahasiswa, pelajar, dan anak- anak.
Selain itu Ki Purbo Asmoro menciptakan ide dengan menyusun karya baik lakon, drama yang akan disajikan, iringan, serta mengoordinasikan seluruh pengrawit yang terlibat dalam pagelaran itu.
Bahkan kali ini seluruh gamelan dijajar mengitari Pendopo Agung Sanggar Mayangkara dengan tiga perangkat gamelan Jawa, satu set gamelan Bali, satu set gamelan Talempong.
“Menurut saya wayang tidak hanya bisa dinikmati orang tua saja, namun bisa semua kalangan dan semua umur, karena yang membuat saya tertarik dengan wayang yaitu unik ditambah iringan dari musik gamelannya.” Kata salah satu pemuda yang sedang menonton pertunjukan wayang kulit di sana.
Menceritakan asal usul gamelan dipadu dengan alunan merdu dari gamelan, dan juga terdapat pertunjukan tari. Menariknya lagi pagelaran pentas wayang kulit ini tidak hanya dihadiri oleh orang tua, seniman atau penikmat wayang saja namun juga anak- anak, remaja dan pemuda, bahkan dari berbagai kalangan.
MikhaKW
Foto: RatuHD