Siswa kelas 1 MI Maarif Depokrejo. Kebumen, bermain catur di halaman madrasah.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID)  – Pembiasaan menuju tradisi literasi di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Desa Depokrbejo, Kecamatan Kebumen, layak mendapat apresiasi.

Sejak kelas satu, siswa MI tersebut telah diperkenalkana dengan papan catur. Bahkan untuk kegiatan olah raga dan pendidikan jasmani, siswa memperoleh kebebasan memilih cabang olah raga yang disukainya.

Namun khusus catur menjadi prioritas pembiasaan agar peserta didik sejak dini mengenal permainan catur. Apalagi bermain catur tidak menyita tempat. Bisa di halaman kelas, bisa pula di musala.

Menurut Kepala MI Maraif Depokrejo Kebumen Mulyono SAg MPdI, pengenalan catur dari kelas satu itu bertujuan  membekali  peserta  mengenal papan catur dan tahu posisi di mana biduk g catur itu bertempat. Selanjutnya anak dilatih cara atau langkah menjalankan permainan catur sederhana.

Guru MI Maarif Depokrejo, Kebumen, bersama mahasiswa PPL IAINU Kebumen berfoto bersama.(Foto:SB/Ist)

Seiring jenjang pendidikan maka olah raga catur menjadi prioritas. Bahkan beberapa kali siswa MI Depokrejo mampu juara catur pada lompa siswa MI se Kecamatan Kebumen maupun se Kabupaten Kebumen.  Setiap hari selalu ada siswa di halaman MI tersebut  duduk santai sembari bermain catur.

Bahkan pada Pekan Olah Raga dan Seni  Madrasah (Porsema) tingkat Jateng siswa MI Maarif Depokrejo terpiliih menjadi utusan Kabupaten Kebumen.  Sedangkan pada lomba caur yang digelar LP Maarif Kebumen, siswa MI Maarif Depokrejo pernah tiga kali meraih juara ketiga.

”Pertimbangan kami karena catur bukan semata olah raga namun juga ada unsur permainan sekaligus mengasah otak para siswa,”tandas alumni S2 IAINU Kebumen itu.

Olah raga lain yang diminati siswa di madrasah tersebut  yakni bulu tangkis, tenis meja dan pencak silat Pagar Nusa. Selain itu juga ada ekstrakulikuler renang.

Qiroah dan Kaligrafi

Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler unggulan lain di MI Maarif Depkorejo yaitu qiroah, kaligrafi, melukis dan seni hadrah. Khusus kaligrafi pihak madrasah mengundang seniman kaligrafi sebagai pengajar.

Sedangkan penguatan literasi madrasah sebagai unggulan di MI Depokrejo yakni hafalan Alquran Jus 30. Untuk Gerakan Literasi Madrasah, di MI Maarif Depokrejo  setiap hari selama 15 menit sebelum  pelajaran siswa menghafal surat pendek, doa-doa  maupun shalawatan.

Untuk tahfidz hafalan Alquran dipisahkan menjadi dua kelompok. Yaitu sesuai jenjang pendidikan untuk kelompok 1 kelas 1-3. Kelompok 2 untuk kelas 4-6. Beruntung di antara pengajar di madrasah tersebut juga berlatar belakang pesantren maupun anak kiai sehingga memudahkan pembelajaran Alquran.

Menurut  Mulyono, animo orang tua menyekolahkan anak ke MI Marif Depokreo terus meningkat. Saat ini tiap kelas ada dua rombongan belajar (rombel). Jumlah peserta didik MI Maarif Depokrejo 177 siswa. Sedangkan jumlah guru ada 11 orang.

Pihknya berterima kasih kepada masyarakat Desa Depokrejo dan sekitar yang mempercayakan mempercayakan anaknya menimba ilmu di MI Maarif Depokrejo.

Bahkan pembangunan Musala  Al Hikmah di madrasah itu dibantu warga. Siang dan malam warga sekitar pun menunaikan ibadah  di musala MI tersebut.

Komper Wardopo