blank

Oleh : Ummul Hidayah, S.Pd.I

Era  globalisasi telah  membawa  pengaruh  munculnya budaya asing dalam tatanan kehidupan masyarakat yang cenderung destruktif. Konsep kebebasan sebagaimana lazimnya yang menjadi tradisi di negara barat serta didukung oleh karakter dan budaya masyarakatnya, sekarang menjadi trend di Indonesia dengan tidak memperdulikan nilai-nilai budaya masyarakat kita sendiri.

Pada dasarnya budaya itu mengajarkan tentang dasar dari sebuah kehidupan dan menjadikannya sebagai  pedoman dalam bermasyarakat. Kebudayaan sangat erat hubungannya dalam kehidupan masyarakat karena kebudayaan itu mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, serta kemampuan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Untuk menangkis pengaruh destruktif dari globalisasi,ini  peranan pendidikan sangat besar. Sebab melalui  pendidikan dapat dilakukan upaya secara sistematis dan terstruktur untuk membina dan mengembangkan   nilai-nilai karakter yang mutlak diperlukan,  dan selaras untuk kondisi di Indonesia.

Salah satu pendidikan yang membina nilai-nilai  ini  adalah agama untuk menanamkan dan mempertebal keimanan dan ketaqwaan siswa. Harapannya, melalui   penguasaan dan pemahaman terhadap  nilai-nilai  religius  ini  akan menjadi penangkal  dan  filter  bagi masuknya  beragam  pengaruh  negatif itu.

Sekolah merupakan pendidikan formal yang bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan peserta didik secara   optimal, Sedangkan  guru  sebagai  figur ditiru yang memiliki kepribadian luhur yang dapat mempengaruhi suasana sekolah.

Sudah menjadi maklum bahwa dalam  interaksi  sosial, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perananya sebagai pembimbing   ini, guru  harus berusaha menghidupkan dan  memberikan teladan, sehingga  guru  merupakan tokoh yang   akan  lilihat   dan   akan   ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.

Namun yang paling penting dalam  menciptakan  suasana  religius  bagaimana nilai-nilai itu  tidak hanya diamalkan oleh anak didik disekolah saja, tapi juga bisa diamalkan di lingkungan  keluarga dan di tengah masyarakat.

blank
Foto Pembiasaan sholat Zuhur berjamaah di mushola terdekat
Dokumentasi dari penulis diambil pada saat sebelum pandemi covid-19

Di SD Negeri 4 Muryolobo

SD Negeri 4 Muryolobo merupakan  sekolah yang terletak didaerah pedesaan di wilayah kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara. Mayoritas siswa beragama Islam. Lingkungan masyarakat yang religius dapat dilihat dari keberadaan tempat ibadah (mushola dan masjid) hampir ada disetiap dukuhnya, Juga banyaknya Taman Pendidikan Al-Quran sebagai tempat memeperdalam agama islam dilaksanakan peserta didik setelah pulang dari sekolah.

Peran  guru  Pendidikan  Agama islam   sebagai   pengajar   di   sekolah harus   bisa   mendidik   peserta didik  dengan   baik.   Karena   guru   adalah orang    tua    kedua  bagi  siswanya. Tingkah laku seorang guru akan ditiru oleh   siswanya,  karena guru merupakan teladan bagi peserta didik.

Agama   sebagai   landasan yang  pokok  yang sangat penting dan dapat berfungsi sebagai pengontrol, pembimbing dan penolong bagi setiap perbuatan dan tingkah laku peserta didik.

Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam menciptakan suasana religius di SD Negeri 4 Muryolobo adalah sebagai    suri tauladan   atau   contoh   yang   baik bagi  anak   didiknya  sekaligus  sebagai  pembimbing,  fasilitator, kordinator, dan motivator sehingga   peserta   didik   menjadi manusia  dewasa yang  dapat membawa hatinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menjalankan segala perintah-Nya.

Selain  itu  untuk  menciptakan suasana  religius  di  sekolah  diperlukan adanya   pembiasaan   kepada   peserta didik  untuk   proaktif   di   dalam   mengikuti kegiatan-kegiatan religious dan kegiatan literasi pada pagi hari sebelum dan sesudah dimulainya pelajaran

blank
Foto kegiatan Peringatan Hari Besar Islam di SDN 4 Muryolobo
Dokumentasi dari penulis diambil pada saat sebelum pandemi covid-19

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur‟an Juz30 (Juz „Amma), Shalat Zuhur dilingkungan mushola terdekat  diikuti dengan antusias oleh peserta didik dengan jadwal yang sudah terprogram di masing- masing kelas.

Penyelenggaraan peringatan hari besar islam (PHBI)  sebelum pandemi covid-19 selalu dilaksanakan dengan diikuti semua warga sekolah, disaat pandemi covid 19, Namun saat pandemic, kemudian berpedoman dengan surat edaran Kementerian Agama Nomor 29 tahun 2021sebagai pedoman penyelenggaraan peringatan hari besar keagamaan pada masa pandemi Covid-19 guna menekan risiko penularan virus corona dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.

Kepercayaan dari para orangtua peserta didik yang tinggi terhadap lembaga sekolah sehingga dapat mensuport program – program sekolah, Selanjutnya, kerjasama dengan pihak-pihak terkait dapat dilaksanakan dengan baik sehingga suasana religius di SD Negeri 4 Muryolobo Nalumsari Jepara dapat tercipta sesuai dengan harapan.

Penulis adalah Guru PAI SD Negeri 4 Muryolobo