KUDUS (SUARABARU.ID) – Warga Sedulur Sikep di Kabupaten Kudus, sejauh ini masih banyak yang belum tersentuh program vaksinasi pemerintah. Salah satu komunitas adat yang berada di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan tersebut membutuhkan pendekatan kultural yang lebih intensif agar bersedia menerima vaksinasi Covid-19.
“Hingga saat ini, memang sudah ada warga Sedulur Sikep yang melakukan vaksinasi. Akan tetapi, banyak pula yang belum karena pemahamannya masih kurang sehingga takut vaksin,” kata Budi Santoso, tokoh Sedulur Sikep Kudus, Sabtu (20/11).
Sebagaimana diketahui, Komunitas Sedulur Sikep adalah salah satu komunitas adat yang masih bertahan di tengah gencarnya modernisasi. Warga yang menganut ajaran Ki Samin Surosentiko tersebut tersebar di beberapa wilayah diantaranya Kudus, Pati, Blora dan Bojonegoro.
Warga di komunitas ini dikenal atas perlawanannya kepada pemerintah kolonial Belanda dengan gerakan Civil Disobudience (pembangkangan sipil). Bahkan, setelah Indonesia merdeka, stereotype pembangkangan sosial ini masih sempat terjadi ketika warga yang masih menjunjung tinggi adat istiadat warisan leluhurnya tersebut seringkali menolak program pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran nenek moyangnya.
Seiring berjalannya waktu, stereotype tersebut memudar seiring berbaurnya warga Sikep dengan masyarakat umumnya. Namun, pada beberapa hal, keteguhan mereka dalam ajarannya masih cukup kuat seperti penolakan pembuatan administrasi kependudukan.
Komunitas yang menganut agama Adam ini tidak mau jika pencantuman agama dalam KTP atau KK mereka dirubah dengan menyesuaikan agama yang diakui pemerintah. Meski dalam perkembangan terakhir, Pemerintah Pusat akhirnya bisa mengakomodir kepentingan warga Sikep untuk tidak mencantumkan kolom agama.
Pun dengan program vaksinasi, sampai saat ini, belum banyak bahkan bisa dibilang sedikit warga Sikep yang mau menjalani vaksinasi Covid-19. Dengan alasan kultural, warga Sikep yang mayoritas berprofesi sebagai petani enggan disuntik vaksin sebagai pencegahan pandemi Covid-19.
Budi Santosa, salah satu sesepuh warga Sikep yang sudah mulai terbuka pemikirannya, mengakui harus ada pendekatan secara kultural untuk mengajak warga Sikep bersedia divaksin.
Warga yang takut divaksin tersebut, kata Budi Santoso yang juga Pemuka Penghayat Kepercayaan Wong Sikep Samin, selama hanya mendapatkan kabar burung atau kabar yang belum jelas kebenarannya bahwa setelah divaksin bisa sakit.
“Warga yang takut divaksin juga tidak perlu dipaksa mengikuti vaksinasi, mengingat pemahamannya soal vaksin COVID-19 memang kurang memadai,”ujarnya.
Untuk itulah, katanya, perlu ada sosialisasi serta pendekatan kultural dari pihak terkait agar warga Sedulur Sikep bersedia menjalani program vaksinasi. Dinas Kesehatan diharapkan mau melakukan sosialisasi kepada warga Sedulur Sikep, dengan harapan setelah ada pemahaman bahwa vaksinasi tujuannya mencegah terpapar virus corona.
“Jika pihak Dinkes Kudus mau melakukan pendekatan dan memberi pemahaman ke warga, mungkin mereka bisa menerima,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kudus Badai Ismoyo mengakui siap menerjunkan tim yang akan memberikan edukasi kepada warga Sedulur Sikep soal vaksinasi Covid-19.
Nantinya, imbuh dia, bisa dilakukan dalam bentuk sarasehan bersama babinsa maupun bhabinkhamtibas dan tokoh masyarakat untuk mereka bisa menjelaskan soal manfaat dari vaksinasi.
“Kami juga bisa sekaligus melakukan vaksinasi setelah warga mendapatkan penjelasan bahwa vaksin bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terpapar COVID-19, dan program vaksinasi juga program pemerintah agar masing-masing daerah terbentuk kekebalan kelompok sehingga masa pandemi bisa segera berakhir,” ujarnya.
Tm-Ab