blank
Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit DKK Wonosobo Heriyono ketika menyampaikan materi. Foto : SB/dok

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Wakil Bupati Wonosobo M Albar menegaskan upaya penanggulangan TBC di Indonesia dihadapkan pada tantangan baru yang muncul dari hadirnya pandemi Covid-19. Di antaranya terkait upaya pencegahan, pelayanan kesehatan, pengobatan dan pengendalian TBC.

“Karakteristik TBC dan penyakit Covid-19 ini hampir serupa. Maka perlu menyelaraskan upaya penanganan TBC dengan respon penyakit Covid-19. Penanggulangan dan pengendalian TBC tetap harus dapat berjalan berdampingan dengan penanganan respons Covid-19,” katanya.

M Albar menyampaikan hal itu, saat membuka pelatihan “Penangaanan Penyakit TBC-Covid-19 bagi Kader TBC” di Rumah Makan Wonoboga Wonosobo. Bertindak sebagai pemateri Wening Tyas Suminar (Staf Program SSR Mentari Indonesia) dan Heriyono (Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit DKK).

Menurut Wabup, banyak hal yang dapat diintegrasikan dengan adanya pandemi global Covid-19, seperti penggunaan masker, mengikutsertakan komunitas untuk melakukan investigasi kontak dan optimalisasi peralatan laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19 dan TBC.

“Penyesuaian upaya penanggulangan TBC perlu terus dilakukan dengan mensosialisasikan pengintegrasian investigasi kontak TBC dengan pelacakan kasus penyakit Covid-19 dengan para petugas kesehatan,” ungkap Wabup.

Pihaknya menyambut baik terselenggaranya pelatihan ini, sebagai salah satu upaya pengintegrasian antara program TBC dengan respons Covid-19. Diharapkan kader sebagai bagian implementer lapangan komunitas bisa mengetahui dan memperbaharui informasi terkait hal tersebut.

“Kader sebagai garda terdepan yang mengemban misi untuk mengeliminasi TBC di masyarakat. Kader TBC adalah kunci dari pencapaian eliminasi TBC Nasional Tahun 2030. Ikhlas dan sabar, itu hal utama yang harus ada dalam diri setiap kader,” tegasnya.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo, Heriyono menyampaikan target capaian vaksinasi Covid-19 di Wonosobo sebelum akhir Desember 2021 ini harus mencapai target 70 persen.

Pengetahuan TBC

blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar ketika membuka pelatihan penanganan TBC dan penyakit Covid-19. Foto : SB/dok

“Masih cukup banyak yang harus divaksin. Ada sekitar 130.000 ribu orang. Alhamdulillah baru saja didapat vaksin sebanyak 120.000 dosis, ditambah dengan stok yang masih ada, saya kira cukup untuk mencapai angka 70 perseb dosis 1 untuk vaksin Covid-19,” jelasnya.

Heri juga mengapresiasi kinerja kader dalam pemberantasan TBC dan meminta dukungan dari kader TBC ketika desanya mendapat target vaksin. Mereka bisa menyampaikan ke masyarakat dan memotivasi warga yang belum vaksin, untuk bisa mencapai target vaksinasi.

Terkait TBC, Heriyono juga menyampikan bahwa penanggulangan TBC di Wonosobo memang masih harus meningkatkan penemuan. Karena diperkirakan, setiap tahun, sekitar 1.800 orang penderita TBC yang harus kita temukan. Dari 1.800 itu sekitar 9.200 orang itu terduga TBC.

Sampai hari ini sudah mencapai angka 53 persen ditemukan dan itu salah satunya adalah hasil kerja keras dan dukungan dari para kader TBC. Kalau yang sakit ditemukan, diobati hingga sembuh, maka dia tidak akan menular ke orang lain.

“Maka dari itu, diharapakan bisa ditemukan penyakitnya. Ini salah satu cara mencegah upaya peningkatan kasus penyakit TBC. Sehingga target Jawa Tengah eliminasi TBC 2028 bisa terwujud,” tandas Heri.

Sementara itu, Staf Program SSR Mentari Sehat Indonesia, Wening Tyas Suminar, mengatakan pelatihan ini diadakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kader tentang TBC dan Covid-19. Karena kedua penyakit tersebut hampir punya gejala yang serupa.

Terkait informasi umum, gejala dan pencegahan serta pengetahuan terkait protokol pelayanan TBC saat masa pandemi Covid-19.
Sehingga menjadi salah satu upaya memandirikan masyarakat dalam mengatasi permasalahan TBC di masa pandemi global Covid-19.

Dikatakan Wening, dengan pelatihan TB-Covid-19 ini, bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait penyakit TBC dan Covid-19. Peserta dapat memahami protokol pelayanan TBC saat masa pandemi global Covid-19 masih berlangsung.

“Kader bisa menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dari kegiatan ini dalam tugas mulia investigasi kontak, penyuluhan, pencarian suspek hingga pendampingan pasien TBC,” harap Wening.

Muharno Zarka