blank
Rendy (kedua dari kiri), sukses merebut medali emas di cabor muaythai PON XX/Papua, usai mengalahkan petarung asal tuan rumah. Foto: dok/ist

SENTANI (SUARABARU.ID)– Tim Muaythai Jawa Tengah, sukses merengkuh medali emas pada PON XX/Papua, yang dipersembahkan M Rendy Pradana, di kelas -48 kg. Emas ini didapatnya, setelah mengalahkan petarung dari tuan rumah Papua, Abdurrahman, yang bertanding di STT Gidi, Stakin, Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu (3/10/2021).

Kepala Pelatih Muaythai PON Jateng, Gunawan Wijaya mengatakan, pihaknya bersyukur atas raihan medali emas pertama dari Rendy Pradana. Di partai final, petarung kelahiran Grobogan itu sebetulnya dilarang bertanding, karena luka serius yang didapat saat bertanding di babak semi final.

”Kami bersyukur, Jateng dapat meraih medali emas pertama dari empat kelas yang lolos ke final, usai mengalahkan tuan rumah, yang mendapat dukungan luar biasa dari pendukungnya,” kata Gunawan yang ditemui usai laga.

BACA JUGA: Performance Art Bertajuk ‘Watu Anteng’ Awali Peringatan Hari Santri Nusantara

Ditambahkan dia, Rendy sebenarnya dilarang bertanding oleh tim medis, setelah luka di kepala yang dialaminya saat bertanding di babak semi final, ”Namun setelah menandatangani surat pernyataan yang bermaterai, berisi ofisial Jateng akan bertanggungjawab, maka Rendy akhirnya diizinkan tampil,” jelasnya.

Sedangkan Manajer Tim Muaythai Jateng, Bayu Eka Ardian menyatakan, dengan mental bertanding yang tangguh, Rendy akhirnya mendapatkan emas.

Alhamdulillah, ini perjuangan yang sangat luar biasa. Terima kasih dukungan masyarakat Jateng yang terus mendoakan atlet-atlet di Papua,” imbuh Bayu.

blank
Rendy saat mendapatkan perawatan dokter atas luka di pelipis yang dideritanya kembali terbuka, usai laga final. Untunglah, medali emas berhasil diraih petarung asal Tegowanu, Kabupaten Grobogan ini. Foto: dok/ist

BACA JUGA: Mulai Besok, KA Kaligung, Kamandaka dan Joglosemarkerto Kembali Beroperasi

Sementara itu, Rendy Pradana mengungkapkan, medali emas ini dia persembahkan kepada orang tua, masyarakat Grobogan dan Jawa Tengah pada umumnya. ”Medali emas ini saya persembahkan kepada orang tua saya yang ada di Tegowanu, Kabupaten Grobogan,” tutur dia.

Dijelaskan Rendy, dirinya memang sempat dilarang bertanding karena luka di kepala yang dideritanya, saat berlaga di babak semi final. Namun kondisi itu tidak membuat semangatnya lemah. Bahkan dua bulan sebelum pelaksanaan PON, dirinya mengalami patah tulang kaki kanan.

”Saya sempat kecewa, karena dilarang bertanding akibat luka di pelipis kiri dengan lima jaitan. Namun berkat manajer dan pelatih yang ngotot kepada tim medis maupun hakim, akhirnya saya dapat bertanding di final dan meraih emas,” tukas dia.

Sampai berita ini diturunkan, masih ada tiga petarung asal Jateng yang menunggu jadwal pertandingan. Mereka adalah, Jalu Aji Dharma Susilo (-67 kg), Ade Tia Armadani (-73 kg) serta satu petarung putri Ulfa Khoerotun Sholehah (-54 kg).

Riyan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini