blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar saat rakor bersama FKD UIN Walisongo Semarang. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Wakil Bupati Wonosobo M Albar mengatakan obyek wisata religi di daerahnya perlu terus dikembangkan. Apalagi daerah pegunungan ini termasuk kota santri dan masyarakatnya sangat religius.

“Obyek wisata religi bisa jadi destinasi wisata baru di antara obyek wisata alam yang sudah ada,” ujarnya didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud), Agus Wibowo saat rapat koordinasi dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Rakor terkait pengembangan obyek daya tarik wisata religi tersebut digelar di Aula Dispartabud setempat, Jumat (10/9). FDK UIN Walisongo Semarang nantinya akan menjadi mitra dalam pengembangan obyek wisata religi di Wonosobo.

Wakil Bupati Wonosobo mengapresiasi Dispartabud yang telah menginisiasi pengembangan obyek daya tarik wisata religi di daerahnya. Terima kasih pada FDK UIN Walisongo Semarang yang mendukung upaya Pemkab Wonosobo tersebut.

“Inisiasi tersebut tentunya berdasar. Mengingat Wonosobo yang dijuluki kota santri dan religius. Juga didukung banyaknya potensi pengembangan obyek wisata religi lantaran banyak tempat wisata religi bersejarah,” katanya.

Seperti, sebutnya, makam Al Maghfurlah KH Muntaha Al Hafidz (pendiri Unsiq), KH Asy’ari, KH Abdurrahim, Kiai Tumenggung Kertowongso, pendakian Gunung Bismo, Terowongan Gajah, Wisata Edukasi Ayam Petelur, Wisata Budaya, Sport Tourism, Cithakan Warung Kali Deroduwur (Wakade).

“Untuk itu, obyek wisata baru tersebut, perlu terus digali dan dikembangkan. Karena bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan kerja baru. Pegembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Wonosobo,” tuturnya.

Wisata Terintegrasi

blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar dan Kepala Dispartabud Agus Wibowo. Foto : SB/Muharno Zarka

Lebih dari itu, lanjut dia, pengembangan obyek wisata religi di Wonosobo ini diharapkan dapat meningkatkan nilai-nilai spiritual dan melestarikan sejarah yang mulai terlupakan karena digerus zaman dan globalisasi.

“Mari kembalikan ruh Wonosobo sebagai kota santri dan daerah religius. Kembalikan pondasi yang sudah dibangun para pendiri dan alim-ulama. Mereka peletak cikal bakal kemajuan daerah ini. Mari lanjutkan tatanan dan spirit yang sudah ada,” ajaknya.

Kepala Dispartabud Wonosobo Agus Wibowo mengungkapkan rapat koordinasi dilaksanakan untuk pemaparan konsep pariwisata desa religi, diskusi pengembangan desa religi dan survei desa religi di Wonosobo.

“Rencananya desa wisata religi akan dibangun di Desa Deroduwur Mojotengah. Karena terdapat makam para pendiri Wonosobo dan alim-ulama. Mereka memiliki peran penting dalam pembangunan dan penyebaran agama Islam di daerah ini,” ujar dia.

Destinasi wisata yang akan dibangun di desa religi di antaranya adalah makam pendiri Unsiq Jateng, pendakian Gunung Bismo, terowongan Gajah, wisata edukasi ayam petelur dan wisata budaya atau kesenian tradisional.

“Desa ini memiliki potensi wisata religi. Karena terdapat makam Mbah Kiai Muntaha Al Hafidz atau yang biasa dikenal dengan sebutan Mbah Muntaha. Beliau adalah pendiri Pondok Pesantren Al Asy’ariyah Kalibeber,” terangnya.

Di sekitar obyek wisata religi di Desa Deroduwur, katanya, ada 75 persen lahan pertanian dan sisanya perkampungan. Kebdepan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi agrowisata dan wisata permukiman tradisional.

“Di samping itu, lokasi ini sangat strategis. Karena berbatasan dengan Gunung Bismo di sebelah Utara. Desa Mojosari di sebelah Selatan. Desa Krinjing di sebelah Barat, yang memiliki potensi wisata lainnya. Jadi nanti dapat dibangun kawasan wisata terintegrasi,” paparnya.

Muharno Zarka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini