blank
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Kota Semarang menunjukkan penataan meja di salah satu kelas, yang disekat dan diberi nomor absen siswa. Foto : Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kota Semarang yang memiliki 878 siswa ini, telah siap 100 persen untuk menjalankan program Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang telah diagendakan oleh Pemerintah Kota Semarang mulai 30 Agustus 2021 lusa.

Menurut Kepala SMP Negeri 5 Semarang, Teguh Waluyo, SPd, MM, hal itu sesuai surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang tertanggal 25 Agustus 2021, yang isinya memberikan ketetapan kepada Sekolah, untuk bisa mengadakan pendidikan tatap muka.

“Dan itu menjadikan kami senang juga. Karena bisa memberikan jawaban kepada orang tua siswa, yang selalu bertanya kapan diadakan pendidikan tatap muka,” jelas Teguh Waluyo kepada SUARABARU.ID di ruangan kerjanya, kemarin.

Untuk persiapan khususnya, lanjutnya, secara sarana prasarana sudah siap secara keseluruhan. Karena sebelumnya telah menjalani uji coba PTM dua kali, maka SOP (standard operating prosedur) PTM yang ada di SMPN 5 Semarang sudah siap secara terstruktur, sesuai aturan yang telah disyaratkan oleh Pemerintah Kota Semarang, sesuai Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri).

blank
Teguh Waluyo, Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Kota Semarang. Foto : Absa

“SOP PTM itu ada macam-macam. SOP masuk lingkungan sekolah. Mulai cek suhu, bermasker, cuci tangan, berjalan sesuai arahnya. Karena kami buat garis panah alurnya. Jadi arah panah putih untuk masuk kelas dan panah kuning untuk arah pulang,” ungkap kepala sekolah ramah ini.

Selain itu, ditambahkan pula oleh Teguh Waluyo, ada juga SOP KBM (kegiatan belajar-mengajar), SOP saat ibadah dan SOP pelayanan di Tata Usaha, yang harus jaga jarak dan menyesuaikan.

“Dengan seperti itu, orang tua siswa menjadi tahu dan menunjukkan bahwa kami tidak main-main dan bersungguh-sungguh dengan skenario yang detail untuk menjaga semua hal yang tidak kita inginkan terkait covid-19,” tandasnya.

Dan SOP KBM yang dimaksud adalah, mulai penataan meja di dalam 28 kelas yang berjarak dan dipasangi sekat/pembatas mika plastik tiap mejanya, yang hanya digunakan untuk satu siswa satu meja, hingga pembagian waktu jam masuk kelas serta pembagian siswa yang masuk.

Untuk waktu pembelajaran hanya empat hari, mulai dari hari Senin hingga Kamis dan satu hari hanya empat jam pelajaran, tiap jam pelajaran hanya 30 menit tanpa adanya jam istirahat dan tidak ada kegiatan olah raga. Peserta didik yang menjalani PTM hanya 50 persen dari jumlah siswa di dalam kelas dan bergantian tiap minggunya.

“Untuk jam masuk kami beri jeda. Kelas 9 masuk pukul 08.00, kelas 8 masuk pukul 09.00 dan kelas 7 masuk pukul 09.30. Dengan jarak itu diharapkan, saat anak yang kedua datang, yang pertama masih di dalam kelas. Saat yang pertama pulang, yang lain masih di dalam kelas. Jadi tidak ada interaksi langsung antara siswa,” papar Teguh Waluyo

Sedangkan untuk pembagian PTM nya, tiap minggunya berganti sesuai nomor absen siswa. Minggu pertama nomor absen 1-16 dan minggu berikutnya nomor absen 17-32 bergantian. Hal dilakukan untuk mengantisipasi pergantian penggunaan tempat yang terlalu cepat

“Kalau pola yang kami gunakan, relatif akan selalu steril. Sebab ada jeda hari yang bisa kita bersihkan secara keseluruhan. Dan hari Senin akan berganti siswa,” ungkapnya

Sedangkan untuk orang tua siswa, disampaikan Teguh Waluyo, hampir seratus persen setuju adanya PTM ini. Sebab saat uji coba sebelumnya, 88 persen orang tua setuju.

Dan untuk vaksinasi, hampir secara keseluruhan siswa SMP Negeri 5 sudah menjalani vaksin dosis pertama. Baik yang diadakan oleh sekolahan maupun secara mandiri.

“Untuk guru-guru sudah semua divaksin. Sedangkan anak didik tanggal 16 September nanti vaksinasi kedua di sekolah,” kata Teguh.

Dengan kondisi itu, diharapkan seluruh anak didik, orang tua siswa maupun tenaga pendidik dapat selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, walaupun sudah dilakukan vaksinasi.

“Intinya muncul kesadaran masyarakat secara umum tentang pandemi itu ada. Sehingga bisa saling menjaga kesehatan,” harap Teguh Waluyo mengakhiri.

Absa

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini