Amir Machmud NS
KUIKHLASKAN YANG HARUS KULEPAS
kuikhlaskan yang harus kulepas
tak kuhalangi entah terbang ke lapis langit keberapa
aku tak mampu setawakal Ibrahim
yang tak ragu mengasah pisau
demi amar penyembelihan
kurelakan yang niscaya memberati
entah sampai ke batas apa
walau jiwa mungkin meronta
tak siap menerimanya
hidup menjadi seperti kaca, bukan?
menyajikan bayang tak terekam
dalam bimbang kuhentikan
: siapa itu yang lewat tergesa
menghindar dari tangkapannya.
(2021)
Amir Machmud NS
KAU RAIH CAHAYA DI MANA SAJA
dua kali kita telah kehilangan Idul Adha
setahun ini tak bisa apa-apa
protokol semesta kembali bicara
: tapi kau bisa meraih cahaya
di mana saja
kaujumpai hari suci dengan raga sunyi
jiwaku penuh hasrat, katamu
hatiku sarat taklimat, kau bilang
dan mesti kita menyalakan ghirrah
menjadi benderang di langit rasa
bukankah takbir tak terdegradasi
oleh ruang dan waktu
ia tetap syahdu
merambati jiwa-jiwa ikhlas
menebar di udara tawakal
menyusup nadi dengan bahasa syukur
kaudengar itu bukan, dan pasti sukmamu menggeletar
: Allahu akbar walillahil-hamdu
larutlah ke dalamnya
semayamkan ke dalam rasa
menitilah di jalan cahaya
pasti kau menjumpainya.
(2021)
Amir Machmud NS
DALAM LONGGAR PUTARAN TAWAF
suksmaku serasa hadir di pelataran Kakbah
dalam longgar putaran tawaf
doa berembus sempurna
pada dua musim senyap menyapa
: labbaika allahumma labbaik
labbaika laa syarika laka labbaik
innal hamda wanni’mata laka wal-mulk
laa syarika laka
kurenungi Ibrahim
di bayangan terang Baitullah
kuminta kapak tauhid
untuk membongkar angkara
menebang Namrud
dan sikap-sikap yang memberhala
di pelataran sejuk Zamzam
kukenang Ismail
kuserap makna pisau kurban
untuk menyembelih kezaliman
menyucikan langit keruh fitnah
menyimpuhlah pasrah di Arafah
tafakur total di Muzdalifah
membenam dalam syahdu Mina
lemparlah kerikil jumrah
dalam spirit mengusir corona
: bismika Allahu akbar
dalam protokol sunyi
kita takzim di putaran zikir
dari balik murung masker
kuseru taubat sejadi-jadinya
kutabur maslahat sebisa-bisanya.
(2021)
Amir Machmud NS, wartawan senior yang banyak menulis puisi. Selain tersebar di sejumlah antologi bersama, puisi-puisinya terkumpul dalam buku Tembang Kegelisahan (2020) dan Percakapan dengan Candi (2021). Pemimpin Umum suarabaru.id ini tinggal di Semarang.