KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Apa yang dilakukan Ibu Tri Suprihatin (72), wanita asal Desa Kabekelan, Kecamatan Prembun, Kebumen, bersama lima orang temannya, inspiratif dan layak menjadi contoh jiwa kepedulian sesama.
Betapa tidak. Setiap minggu perempuan yang sudah tergolong sepuh namun enerjik ini bersama lima orang lain rela berpatungan. Mereka membantu menyediakan 65 nasi bungkus lengkap bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) penghuni Panti mbah Marsiyo, Desa Winong, Kacamatan Mirit.
Mereka yang tergerak itu Tri Suprihatin bersama Andrey dari Trikarso Sruweng, Adhitya dari Klirong, Lukman dari Klirong, Ani dari Alian dan Eka dari Petanahan. Mereka aktif menggalang donasi, kemudian memasak sendiri setiap minggu sekali.
Awalnya Ny Suprihatin yang dikenal sebagai aktivis sosial ini mendengar cerita teman yang bergabung pada organisasi Sejiwa. Di dalam organisasi ini ada pejabat dan psikolog serta dokter. Mereka memeriksa kesehatan dan mengasih beras 100 kg/bulan pada panti tersebut.
Mbah Marsiyo memiliki panti sejak berapa tahun lalu yang menampung puluhan OGDJ. Aksinya yang berani, tuluh dan ikhlas mengundang simpati berbagai kalangan. Baik dari kalangan profesi dokter jiwa, dokter umum, perawat, pemerintah hingga organisasi sosial.
“Dari cerita mereka dan kami survai, ternyata ada komunitas yang sering datang. Ada yang rutin, ada yang insidental. Dari survai kita tahu mereka penghuni panti ini makan seadanya dan yang masak juga mantan pasien gangguan jiwa,”ungkap Ny Suprihatin.
Akhirnya wanita itu mengajak beberapa teman yang peduli untuk bisa secara rutin mengasih bantuan makanan dan sayuran yang ada rasanya , meskipun sederhana tapi bergizi. Dari 6 orang masaknya jadi 2 kelompok bergantian.
Donatur Tidak Tetap
Lalu dari mana donatur untuk nasi dan sayur lengkap itu? Sementara ini donaturnya dari anggota dan donatur tidak tetap. Mereka menyediakan 6 kilogram beras beserta lauk sayur untuk penghuni panti di Desa Winong tersebut.
Jujur Tri Suprihatin mengakui, apa yang ia lakukan bersama lima temannya masih sangat terbatas. Angan-angan banyak. Namun belum bisa direalisasikan. Sebab mereka berenam ingin ada donatur yang bersedia membantu dana secara suka rela dan tidak minta-minta.
“Ini wujud solidaritas sesama umat Tuhan. Mereka banyak yang bisa diajak bicara. Kami berharap dengan kepedulian kita bisa mempercepat kesembuhan para penyandang gangguan mental itu tanpa obat,”ujar wanita yang juga aktif sebagai majelis gereja di Prembun itu.
Mereka berenam meski tinggal berjauhan seolah bergerak sendiri namun selalu berkoordinasi. Bahkan memiliki pembina H Kusbiyantoro SKM MKes, yang juga pejabat di Dinas Kesehatan Kebumen.
Tri Suprihatin beruntungt memiliki teman yang baik seperti mbak Ani yang sangat komunikatif dalam mencari dana. Adapun menu masakan kadang dimasak rumah bu Suprihatin, kadang di rumah Adhitya di Klirong. Seperti menu Rabu lalu, tumis buncis wortel dan garang asem ati rempelo. Ada camilan onde-onde dan air mineral.
Komper Wardopo