WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Warga Jibegan Desa Kaliwuluh Kepil Wonosobo punya ide kreatif dan bisa menjadi inspirasi bagi warga lain dalam menghadapi krisis pangan di era pandemi global Covid-19 ini.
Seperti apa? Berawal dari sebuah inovasi PKK Desa Kaliwuluh Kepil Wonosobo dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dengan cara mengumpulkan jimpitan Rp 500 per-hari yang dibuka akhir bulan.
Ketua PKK Kecamatan Kepil Anisatul Aminah Miswari, Jumat (2/7), mengatakan uang jimpitan yang terkumpul lalu dimanfaatkan untuk belanja alat-alat pertanian, seperti polybag, pupuk, benih atau bibit sayur dan media tanam lainnya.
“Bibit sayuran di tanam bersama. Setelah tiga bulan, hasil tanaman berupa aneka ragam sayur dipanen dan hasilnya untuk konsumsi keluarga dan sebagian yang lain dijual lewat pengepul desa setempat,” ujar istri Camat Kepil Miswari itu.
Menurutnya, selain untuk konsumsi keluarga, sayuran hasil olahan warga Jibegan juga mulai bisa dijual ke luar kampung. Uang hasil penjualan sayur dikumpulkan untuk belanja bibit untuk masa tanam berikutnya dan sebagian disimpan sebagai dana cadangan.
“Dari sebuah ide sederhana, direncanakan dengan matang. Selanjutnya direalisasikan dengan sungguh-sungguh menghasilkan komoditas sayuran yang bernilai ekonomi tinggi dan bermanfaat bagi keluarga dan warga lain,” terangnya.
Kurangi Kerumunan
Di masa pandemi Covid-19 seperti ini, katanya, cara tersebut bisa menjadi solusi guna menghadapi situasi sulit akibat wabah virus Corona. Setiap warga dituntut memiliki kreatifitas dan inovasi guna mengatasi masalah pangan dan ekonomi keluarga.
Camat Kepil Miswari menuturkan, ide itu muncul dilatarbelakangi masalah ekonomi untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga. Karena sebagian warga terpaksa kena keputusan PHK dan sulitnya cari pekerjaan baru akibat pandemi Covid-19.
“Itu ide kreatif dari ibu-ibu Dusun Jibegan Desa Kaliwuluh mengumpulkan modal usaha dengan cara jimpitan Rp 500 per-hari yang dibuka pada akhir bulan. Saya sangat mengapresiasi adanya inovasi tersebut. Tentu perlu disupport kreatifitas warga tersebut. Semoga bisa diterapkan di daerah lainnya,“ ucap dia.
Lebih lanjut disampaikan, dari inovasi ini sedikitnya ada lima manfaat yang dirasakan warga Jibegan, yaitu adanya tambahan penghasilan di luar hasil pertanian inti di ladang sehingga membantu tambahan ekonomi keluarga.
“Mengurangi kegiatan yang tidak bermanfaat. Rasa gotong royong dan kekompakan di antara ibu-ibu selalu terjaga. Pemanfaatan waktu menjadi maksimal karena dikerjakan sisa waktu setelah ibu-ibu membantu suami bekerja di ladang,” ungkapnya.
Dikatakan Miswari, di situasi pandemi global Covid-19 seperti saat ini, ibu-ibu tidak harus belanja sayuran ke warung. Karena di sekeliling rumah sudah tersedia tanaman sayur yang bisa dipetik sekaligus bisa mengurangi kerumunan.
Muharno Zarka