Ganjar memberikan instruksi kepada Bupati/Wali Kota, untuk melakukan lockdown tingkat RT yang ada di daerah zona merah. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memerintahkan seluruh Bupati/Wali Kota di Jateng, melakukan lockdown pada Rukun Tetangga (RT) yang masuk kategori risiko tinggi covid-19. Hingga saat ini, ada sekitar 7.000 RT di Jateng yang berstatus zona merah.

”Kalau kemarin ada 5.700 RT yang masuk zona merah, hari ini sudah 7.000 lebih. Maka saya minta harus lockdown. Harus sekarang, kalau kemarin nggak, maka sekarang harus,” kata Ganjar, usai Rapat Penanganan Covid-19 bersama Wamenkes secara daring, Senin (28/6/2021).

Dia menerangkan, dengan lockdown tingkat RT, maka penanganan kasus covid-19 di Jateng bisa dikendalikan. TNI/Polri, lanjut Ganjar, sudah siap untuk melakukan pengamanan.

BACA JUGA: Gubernur Minta Warga Terapkan Gerakan ‘Eling lan Ngelingke ‘

”Nanti pengamanan dari Babinsa/Bhabinkamtibmas. Sudah kami komunikasikan,” ucapnya.

Ganjar menjelaskan, kasus covid-19 di Jateng kian meningkat dari minggu sebelumnya. Saat ini, tercatat ada 25 Kabupaten/Kota di Jateng yang masuk zona merah.

”Maka saya akan kirimkan instruksi khusus. Kalau kemarin kan hanya surat edaran, rasanya kalau hanya surat edaran kurang maksimal. Maka sekarang saya keluarkan perintah, instruksi. Mudah-mudahan nanti malam instruksinya sudah jadi dan langsung saya bagikan,” jelasnya.

BACA JUGA: Kabupaten Magelang Kembali Masuk Zona Merah Covid- 19

Ada beberapa poin dari instruksi Ganjar kepada Bupati/Wali Kota itu. Selain lockdown seluruh RT yang masuk zona merah, Ganjar juga meminta adanya keseragaman dalam penanganan covid-19 antarwilayah di Jateng.

”Kalau kemarin saya melihat ada yang beda-beda. Maka sekarang harus diseragamkan. Misalnya, kalau ada satu daerah yang effort-nya bagus terkait penambahan tempat tidur di rumah sakit atau isolasi terpusat, daerah lainnya juga harus ikut. Sebab kalau tidak, maka rakyat akan cari fasilitas-fasilitas bagus di daerah tetangga,” ungkapnya.

Masing-masing Kepala Daerah, lanjut Ganjar, diminta memiliki tanggung jawab pada rakyatnya. Kalau itu dilakukan, maka sinergitas akan bisa berjalan.

BACA JUGA: Desa Sumberrejo Sebagai Pilot Project Desa Bersinar Skala Prioritas Nasional

”Bupati/Wali Kota punya dong tanggung jawab pada rakyatnya di wilayah masing-masing, jadi tolong saling membantu. Kalau masing-masing tanggung jawab pada daerahnya sendiri, maka ini akan bagus,” imbuh dia.

Tak hanya itu, Ganjar juga meminta kegiatan yang menimbulkan keramaian semuanya ditunda. Bahkan Bupati/Wali Kota diminta tak segan untuk melarang semua kegiatan yang berpotensi dihadiri banyak orang.

”Kalau nekat, bubarkan. Tidak boleh ragu. Karena kondisi ini butuh perhatian lebih serius lagi,” ucapnya.

BACA JUGA: PT. IP Semarang PGU bersama IZI Jateng Bantu Suplemen dan APD untuk Tim Medis 

Ganjar juga menyampaikan, pengetatan-pengetatan yang dilakukan saat ini sebaiknya dilakukan di seluruh daerah risiko tinggi di Indonesia. Dirinya meyakini, pembatasan tidak bisa optimal jika hanya di wilayah teritorial salah satu pemerintahan saja.

”Ini mesti satu pulau kompak. Jadi kalau memang mobilitas warga dikurangi, mari kita bersama-sama stop mobilitasnya,” pungkasnya.

Riyan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini