BANJARNEGARA (SUARABARU.ID) – Wakil Gubernur Jawa Tengah Sekaligus Panglima Santri Gayeng Nusantara H Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) bersama Komunitas Banjarnegara CB, melakukan safari ramadan bertajuk “Santri gayeng nebar seneng”. Kegiatan menjelang buka puasa (ngabuburit) itu juga diisi dengan bakti sosial.
Gus Yasin menyerahkan bantuan untuk para janda dan anak yatim di kediaman KH Chamzah Hasan, pengasuh ponpes Tanbihul Ghofilin. Selain itu, Gus Yasin juga berbagi kebahagian dan meberikan motivasi kepada penghuni Lembaga Pemasyarakatan Banjarnegara.
Mengenakan sarung bermotif batik warna cokelat, Gus Yasin yang didampingi para pengurus koordinator Kabupaten Banjarnegara mengendarai sepeda motor CB 125 dari Ponpes Tanbihul Ghofilin di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang menuju Lapas dan Alun-alun Banjarnegara.
Motor Honda CB rakitan tahun 1977 bernomor polisi AA 4520 AF itu, melaju dengan kecepatan rendah menuju sejumlah tempat tujuan bansos.
Berbincang dengan Penghuni Lapas
Tiba di Lapas Banjarnegara, Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin menyambangi para warga binaan yang sedang beraktivitas di dalam maupun di luar ruang tahanan. Usai menyerahkan takjil dan sembako secara simbolis, Gus Yasin memberikan semangat dan berbincang ringan dengan sejumlah narapidana.
“Sementara kita serahkan sembako secara simbolis perwakilan keluarga yang di Lapas dan yang lainya kita distribusikan sembako kepada keluarganya yang di rumah lewat jasa Grab/ojek online,” ungkap KH. Hakim Annaisaburi selaku koordinator Santri Gayeng Nusantara Kabupaten Banjarnegara.
Gus Yasin mengatakan, kegiatan bakti sosial di lapas tersebut merupakan wujud berbagi kebahagiaan dan rezeki dengan sesama. Selain itu juga memberikan semangat dan mengingatkan, bahwa mereka masuk ke rutan karena Allah masih sayang, diperingatkan, dan diselamatkan Allah.
Di hadapan para narapidana, Gus Yasin menceritakan kisah Fudhail bin Iyadh. Sebelum menjadi ulama ahli hadis, Fudhail merupakan ketua perampok dan akrab dengan dunia kajahatan selama 40 tahun. Artinya, ada kesempatan untuk bisa berubah ketika keluar dari lapas, kemudian melanjutkan belajar di ponpes atau lembaga pendidikan lainnya.
“Tadi saya sampaikan jangan putus asa. Keluar dari rutan harus berubah siapa tahu mereka akan seperti Fudhail bin Iyadh. Selama 40 tahun menjadi ketua perampok, kemudian bertaubat hingga akhirnya menjadi ulama hadist,” ucapnya.
Salah seorang narapidana, Yuda (24) mengaku senang dapat bertemu dan berbincang dengan Wagub Gus Yasin. Pemuda warga Banjarnegara itu mengatakan, selama menjalani masa tahanan menjadi taat beribadah. Sebelum masuk tahanan, pemuda ini mengaku tidak pernah salat dan puasa, tetapi kini menjadi rajin mengaji dan ibadah lainnya.
“Saya sangat senang mendapatkan nasihat dan semangat dari Gus Yasin. Setelah di lapas, kini Alhamdulillah saya mejadi taat beribadah. Saya juga sangat senang dapat takjil untuk berbuka puasa ” katanya.
Sebelumnya, kegiatan Safari Ramadan tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan TPQ Darussalam sebesar Rp 25 juta, serta pembagian takjil dan sembako kepada semua janda dan anak yatim warga Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang.
**-wied