KUDUS (SUARABARU.ID) – Tanggul Kaligelis yang jebol di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Minggu (3/1) mulai diperbaiki. Proses perbaikan dilakukan seiring debit air Kaligelis mulai surut.
Proses perbaikan dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, dengan dibantu ratusan petugas gabungan dari Dinas PUPR Kudus, TNI, dan relawan BPBD. Setidaknya, dua alat berat diturunkan untuk menambal lubang tanggul yang jebol sepanjang 25 meter tersebut.
Penanggung jawab pekerjaan dari BBWS Wahyudi mengungkapkan, penambalan tanggul saat ini dilakukan secara darurat. Langkah awal, tepian tanggul dipasangi bilah-bilah bambu yang nantinya digunakan untuk menahan material tanah yang digunakan untuk menambal tanggul.
“Rencananya, penambalan akan menggunakan karung berisi tanah sebagai langkah darurat,”ujarnya.
Untuk penambalan darurat ini, dibutuhkan ratusan kubik tanah serta ribuan karung plastik. Tanggul darurat ini diharapkan bisa menahan laju air Kaligelis yang dalam waktu dekat debitnya diperkirakan masih tinggi lantaran hujan yang masih turun.
“Penambalan tanggul secara permanen baru akan dilakukan saat aliran Kaligelis sudah mulai surut,”tandasnya.
Sementara, meski mulai surut, namun dampak jebolnya tanggul masih membuat tiga dusun di dua desa kini terisolasi akibat genangan air banjir. Untuk Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, limpasan air masih menggenangi jalan serta pemukiman warga dengan ketinggian hingga 30 cm.
Kondisi yang sama juga terjadi di Dukuh Karangutri dan Dukuh Setro, Desa Setrokalangan, Kecamatan Jati. Dua dukuh ini wilayahnya masih terendam air dengan ketinggian hingga 70 cm.
Kepala Pelaksanan Harian BPBD Kudus, Budi Waluyo mengatakan, untuk Dukuh Goleng ada 320 rumah dengan 1200 jiwa yang terdampak. Di Dukuh Karangturi, rumah yang terdampak mencapai 350 Rumah dengan jumlah warga mencapai 1100 Jiwa. Sedangkan untuk Karangturi, total rumah terdampak mencapai 101 rumah dengan 401 jiwa.
“Kami sudah menyiapkan dua lokasi pengungsian. Tapi, sementara warga memilih bertahan dan mengungsi di tempat saudaranya,”kata Budi.
Meski belum ada warga yang dievakuasi, namun BPBD Kudus kini sudah mulai membuka dapur umum yang nantinya digunakan untuk mencukupi kebutuhan logistik warga terdampak.
Tm-Ab