BLORA (SUARABARU.ID)– Kali pertama pesawat komersil mendarat cantik dan mulus di Bandara Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Rabu (30/12/2020). Pesawat komersial itu milik maskapai NAM Air jenis ATR 72.
Pesawat NAM Air dengan nomer penerbangan IN-2100 bernumpang 10 orang itu, berangkat dari Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang pukul 07.00 WIB, dan tiba di Bandara Ngloram pukul 07.35 WIB.
Dijelaskan staf ahli Kementerian Perhubungan, Chris Kuntadi, pendaratan berjalan mulus, karena landasan pacu Bandara Ngloram sudah bagus dan akan diperpanjang lagi menjadi 1.600 meter.
BACA JUGA : Respons Jalan Provinsi Bonyok, BPJ Lakukan Penambalan
”Bandara Ngloram Blora ini sangat layak. Ya kalau gak layak, ya gak mungkin ada pendaratan pesawat. Intinya sudah siap untuk penerbangan komersil,” ujar Chris dalam keterangannya, Rabu (30/12/2020).
Ditambahkan dia, untuk saat ini jenis pesawat ATR 72 sudah cukup untuk melayani masyarakat. Di antaranya rute Cepu-Surabaya, Cepu-Semarang dan Cepu-Jakarta.
”Nanti rate tiketnya akan dibicarakan dengan pihak maskapai,” tambah staf ahli Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia ini.
Saat menyambut kedatangan rombongan staf ahli Kemenhub, Bupati Blora Djoko Nugroho, menyamapikan harapannya, agar masyarakat bisa memanfaatkan Bandara Ngloram untuk membuka akses dengan menggunakan pesawat terbang.
”Segera kami sosialisasikan. Ini adalah daya tarik yang luar biasa. Bandara harus terus kita bangun, yang lain sementara ngalah dulu,” beber Djoko Nugroho.
Di tempat yang sama, Kepala Bandara Dewadaru Karimunjawa yang membawahi Bandara Blora, Ariadi, menjelaskan, dengan mendatangkan pesawat reguler ATR 72 bukan berarti usaha dan perjuangan telah rampung.
”Iya, ini adalah awal, kami akan membicarakan lebih intens dengan manajemen Wings Air dan Citylink,” imbuh Ariadi, seraya menyebutkan, pihaknya membuat target untuk bisa membuka rute Surabaya-Ngloram Cepu.
Tidak Dipublikasi
Terkait kedatangan pesawat hari ini yang tidak dipublikasikan, pihaknya minta maaf kepada masyarakat, mengingat masih dalam kondisi pandemi covid-19.
”Jangan sampai ada klaster baru covid-19, maka pendaratan hari ini tidak kami publikasikan,” terang Ariadi.
Sedangkan Kapala Satuan Pelaksanan (Kasatpel) Bandara Ngloram Abdul Rozaq, menambahkan, Bandara Ngloram siap melayani penerbangan di tahun 2021.
Diberitakan sebelumnya, pembangunan atau reaktivasi Bandara Blora (eks Lapangan Terbang Ngloram) di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Blora, ditarget bisa beroperasional penuh dua tahun lagi atau pada 2022.
Uji coba runway atau landasan pacu sepanjang 1.200×30 meter dengan pesawat King Air 200GT pada 11 Januari 2020, berjalan mulus dan lancar. Kondisi saat ini, runway di bandara sudah diperpanjang menjadi 1.600 meter, dengan pagar keliling.
Beberapa Tahap
Selain itu, progres pembangunan terminal penumpang seluas 240 meter persegi, dengan kapasitas lebih dari 50 ribu penumpang per tahun. Pada akhir 2020 dapat dioperasikan menjadi bandara komersial dan didarati pesawat komersial.
Tahap kedua, dilakukan pengembangan runway menjadi 1.600×30 meter, apron menjadi 127×90 meter, terminal penumpang 2.013 meter persegi dengan kapasitas 138.562 penumpang per tahun.
Sedangkan tahap ketiga, runway diperluas menjadi 1.850×45 meter, apron menjadi 168×90 meter, dan terminal penumpang menjadi 3.726 meter persegi dengan kapasitas 237.390 penumpang per tahun.
Tahap terakhir, runway direncanakan menjadi 2.000×45 meter, apron seluas 168×90 meter, dan akan difasilitasi untuk dapat menampung empat pesawat ATR 72-600 serta dua pesawat Boeing 737-600.
”Di tahap terakhir itu, kelak terminal penumpang menjadi 5.216 meter persegi dengan kapasitas 420.551 penumpang per tahun,” papar Abdul Rozak.
Aset Prestisius
Sementara itu, dalam catatan Suarabaru.id eks lapangan terbang Ngloram itu, awalnya diperjuangkan pembangunannya sebagai pendukung operasional Lapangan Migas Blok Cepu.
Pengaktifan kembali Bandara Blora yang berjarak 3,2 kilometer dari Kota Kecamatan Cepu itu, sebenarnya sudah dirintis sejak awal tahun 2000 lalu. Tetapi ketika itu hanya berupa rencana.
Untuk mewujudkan aset prestisius itu, sebenanrya sudah dirintis dua gubernur sebelum H Ganjar Pranowo, yakni H Ali Mufidz dan H Bibit Waluyo.
Pejabat daerah juga berjuang keras, diawali Bupati Blora H Basuki Widodo (alm), RM Yudhi Sancoyo dan terakhir dilakukan H Djoko Nugroho, mereka ikut aktif melobi pihak-pihak terkait di pemerintah pusat.
Bandara yang diproyeksikan beroperasi penuh pada 2022 itu, adalah bekas lapangan terbang yang dibangun pada 1978 (milik PPT Migas dibawah Kementerian ESDM), dan telah berhenti operasional sejak 1984 dan tidak ada aktivitas apa pun.
Wahono-Riyan