Oleh Muchotob Hamzah
Al-Qur’an menyebut kata setan 88 kali, dan 88 kali pula kata Malaikat. Kebanyakan orang memahami setan sebagai makhluk gaib yang mewujud ke alam kasat mata yang menakutkan.
Setan dipandang memiliki super power, padahal sejatinya low power di hadapan orang beriman (QS.4: 76). Imaginasi tentang setan melahirkan berbagai karya seni seperti film “Si Cantik Jembatan Ancol”, ” Hantu Jeruk Purut”, dan sebagainya.
Menurut Syaikh Muhammad al-Wali, yang menyandarkan pendapatnya kepada para ulama tafsir seperti At-Thabari dll. bahwa definisi setan adalah: الشيطان كل متمرد من الجن والانس والدواب وكل شيء. Artinya: Setan adalah setiap yang jahat, sombong, melewati batas baik dari kalangan jin, manusia, hewan maupun segala sesuatu. Melihat definisi ini berarti setan ada empat jenis.
Pertama, Jin. Kata “jin” dengan derivasinya terdiri dari dua huruf “jim” dan “nun” yang selalu memiliki arti tertutup. Contohnya: janin=embrio.
Jannah=rindang. Junnah= tameng. Junun=psikosis. Maskipun tertutup, KH. Bahauddin Mudhori mantan Ketua PD Muhammadiyah Jatim dalam “Menjelajah Angkasa Luar” mengatakan bahwa jin memiliki kemampuan tasyakkul=membentuk diri.
Dalam hadits sahih yang tidak sempat dituliskan di sini, tersebut pula tentang nama-nama setan itu.
Kedua, manusia. Manusia juga memiliki potensi menjadi setan, yaitu ketika manusia menggoda siapapun dari jalan kebaikan dan kebenaran. Setan Jin dan Manusia saling berbisik (QS. 114: 6).
Area godaannya bisa harta, tahta, wanita/pria dsb. Bahkan sampai kebutuhan eksistensi diri bisa menjadi lahan godaan setan. Iblis (QS. 17: 50) adalah gengnya setan jin.
Secara gamblang Al-Qur’an menyebut tokoh-tokoh musyrikin Makkah dengan sebutan Syayaathiin (QS. 2: 14).
Dan begitu seterusnya. Kemudian ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa gengnya setan manusia adalah Dajjal.
Ketiga, hewan. Al-Qur’an menyebut bentuk mayang korma sebagai kepala syaithan- ru’uusus-syayaathiini-(QS. 37: 65). Karena bentuknya macam kepala ular. Hadits nabi saw. menyatakan bahwa sebagian ular adalah setan (Muslim 2236).
Satanic Finance
Keempat, harta, tahta dan wanita/pria Harta, tahta, “wanita/pria” adalah potensi menjadi setan atau sebaliknya sebagai Malaikat.
Ketika satu persatu dari semua itu mengganggu manusia dari shiraathal mustaqiem semuanya adalah setan. Sebaliknya ketika semua menjadi ladang amal salih, mereka adalah Malaikat penyelamat.
Akhir-akhir ini ada pengembangan cakupan dari ulah setan manusia. Yaitu yang dikenal dengan Satanic Finance.
Wujudnya uang kertas yang diterbitkan oleh negara puncak piramid (kaya) yang berlaku internasional seperti dolar AS dan Uni Eropa yang menjerat negara tengah piramid (surplus perdagangan), dan negara bawah piramid (defisit perdagangan).
Menurut Prof. Kameel Mydin Meera dari Malaisia, kiat negara puncak piramid untuk mengeruk keuntungan dari negara lain, ada tiga hal yang dilakukan.
Pertama, menerbitkan Fiat money (uang kertas) yang tidak memiliki nilai intrinsik dan menyingkirkan uang emas & perak yang memiliki nilai intrinsik sehingga lebih bisa menuju keadilan dan stabilitas ekonomi.
Kedua, fractional Reserve Requirement (setoran minimal/deposit yang ada di bank) biasanya 10 persen dari uang yang diputar.
Ketiga, interest (bunga/riba). Selama tiga hal tersebut belum bisa terentaskan, eksploitasi negara kaya terhadap negara miskin tidak pernah akan usai.
Tetapi itulah dunia. Terbukti dunia betul-betul “lahwun wa la’ibun” (QS. 29: 64). Selain dunia hanya sementara, juga ber- Sandiwara! Pura-pura! Si pinter tampak biasa, Si baik tak dikenal orang, Si tajir mancak miskin, lintah darat bergaya dewa penolong dan seterusnya.
Wallaahu A’lam bis-Shawaab!
Penulis Dr KH Muchotob Hamzah MM, Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo