SOLO (SUARABARU.ID)– Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) meminta pemerintah, untuk membentuk instansi khusus untuk rotan, sehingga perajin tidak lagi kesulitan memperoleh komoditas itu.
”Saat ini kami mengalami kendala besar, terkait kelangkaan bahan baku. Salah satunya akibat penyelundupan rotan yang banyak terjadi di beberapa daerah,” kata Ketua Bidang Bahan Baku DPD HIMKI Solo Raya, Suryanto, di Solo, Minggu (6/12/2020).
Oleh karena itu pihaknya berharap, agar pemerintah membentuk instansi yang khusus mengurusi stok bahan baku rotan.
BACA JUGA : Dua Pusat Kuliner di Pekalongan Diperkenalkan sebagai Destinasi Wisata
”Atau paling tidak disediakan gudang di setiap sentra industri mebel berbahan baku rotan. Kalau selama ini, perajin lebih banyak memperoleh bahan baku dari pedagang antarpulau atau pengepul dan pengecer,” ujarnya.
Dengan keberadaan gudang, diharapkan perajin lebih mudah mendapatkan komoditas itu, mengingat saat ini kebutuhan rotan di sejumlah sentra cukup tinggi. Dia menambahkan, salah satunya di Cirebon, yang merupakan sentra industri rotan terbesar di Pulau Jawa. Sedangkan dalam satu bulan kebutuhan akan rotan mencapai 9.000 ton.
”Kalau Solo Raya masih di bawah itu, sekitar 300 ton per bulan. Memang sentra industri rotan terbesar di Cirebon, baru kemudian Solo Raya,” imbuhnya.
Sementara itu diakuinya, pengiriman ekspor produk mebel berbahan baku rotan cukup besar. Khusus dari Trangsan, Kabupaten Sukoharjo. Pengiriman ke luar negeri dalam satu bulan bisa mencapai 100 kontainer.
Diselundupkan
”Ini belum sentra lain yang ada di Solo Raya. Kalau di Cirebon untuk satu perusahaan saja, pengirimannya bisa sampai 200 kontainer. Jadi sebetulnya kebutuhan bahan baku rotan sangat besar,” terang dia.
Mengenai terjadinya penyelundupan, menurut dia, salah satunya karena rantai pasok yang terlalu panjang. Dia mengungkapkan, selama ini sentra industri mebel berbahan baku rotan banyak terdapat di Pulau Jawa. Sedangkan penghasil rotan sendiri kebanyakan dari luar Jawa, di antaranya Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
”Mereka lebih dekat dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, sehingga banyak diselundupkan ke sana,” paparnya.
Terkait hal itu, Ketua DPD HIMKI Solo Raya Haryanta meminta pemerintah, untuk menindak tegas aksi penyelundupan itu.
”Sebetulnya saat ini permintaan mebel di Solo Raya dari buyer (pembeli-red) luar negeri, naik sekitar 30 persen. Ini terjadi selama pandemi covid-19. Tetapi memang sebagian kewalahan, ini yang harus segera ada solusi,” tegas dia.
Ant-Riyan