DEMAK (SUARABARU.ID)– Sebagai kota pesisir, Kabupaten Demak memiliki potensi bahari yang luar biasa, terutama hasil lautnya. Banyak produk makanan olahan yang ditawarkan berbahan baku hasil laut maupun perikanan.
Seperti kerupuk catak, kerupuk kulit ikan, kepala ikan maupun ikan asap hingga bandeng. Produk itu banyak dijumpai di outlet maupun tempat penjualan oleh- oleh, kecuali ikan asap dapat diperoleh di sentra pengasapan atau rumah makan yang menyediakan menu ini.
Seperti halnya bandeng di Demak, ada produk bernama Bandeng Ingkung Cabut Duri yang sudah terkenal, dan diminati banyak konsumen di dalam dan luar kota.
BACA JUGA : Bus Sekolah di Demak Siap Dioperasionalkan Kembali
Adalah Isrofah, warga Tambakbulusan yang memproduksi oleh-oleh khas Demak dengan Bandeng Ingkung Cabut Duri. Dirinya sudah memproduksi sejak enam tahun silam, tepatnya pada 2014.
Wisatawan atau konsumen bisa menikmati dan membeli di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Bintang Laut Food, yang berlokasi di Desa Tambakbulusan RT 01 RW 03, Kecamatan Karangtengah, Demak. Lokasi ini dekat dengan destinasi wisata Pantai Glagah Wangi atau Istambul.
”Banyak tamu yang datang, baik itu rombongan maupun hanya keluarga, Juga ada yang beli sendiri, karena sudah langganan di tempat kami. Tidak sedikit konsumen yang pesan kepada saya dalam jumlah banyak. Katanya untuk oleh-oleh kunjungan kerja atau studi banding,” kata Isrofah, Minggu (29/11/2020).
Diungkapkan dia, bandeng bumbu ingkung biasa disebut Padetan, merupakan warisan khas pesisir Tambak bulusan. Apalagi sekarang daerah ini viral dengan destinasi wisata Pantai Istana Tambakbulusan atau Pantai Glagah Wangi. Sehingga banyak orang yang berkunjung di daerah ini.
”Masakan padetan itu warisan turun temurun, yang memang tidak dikenal orang luar. Dan saat itu bandeng tidak dicabut durinya. Kini kita punya inovasi untuk mencabut durinya, agar tidak merepotkan penikmatnya,” tutur Isrofah.
Harga Rp 30 Ribu
Produk ini juga telah melalui beberapa proses, sehingga mampu bertahan selama empat hari setelah pembelian. Hal ini dikarenakan bandeng sudah melalui proses kemasan vakum udara, dan campuran bumbu alami kunyit.
Diungkapkan juga olehnya, cara pengolahan produknya ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Yang pertama dilakukannya yakni, bandeng diambil duri besar dan kecilnya, lalu diberi bumbu ingkung, layaknya bumbu opor ayam, namun disertakan juga kelapa mudanya.
”Bandeng kemudian diikat dengan bambu, dikukus pakai wajan dan sarangan, lalu disiram dengan air kunyit, yang berfungsi sebagai pewarna alami dan pengawet. Bandeng dimasak selama dua jam, sampai kaldunya meresap,” terangnya.
Dijelaskan dia, tiap bungkus bandeng ingkung berisi satu bandeng beserta bumbu kaldu dengan ukuran 400 gram, dihargai Rp 30 ribu. Untuk pemasaran, Isrofah fokus pada penjualan online atau open order. Karena saat ini beberapa lapak dirasa kurang laku, karena pandemi covid-19.
”Sebelum pandemi, kita menitipkan di Semarang, di pusat oleh-oleh, tempat wisata, dan bazaar. Setelah pandemi omzet sedikit berkurang sekitar 30 persen. Kami juga memroduksi frozen food Seperti halnya bandeng bakar bumbu sate, otak-otak bandeng pedas manis, bandeng presto, dan lainnya,” tuturnya lagi.
Dia berharap, bagi peminat yang ingin membeli bandeng ingkung cabut duri ini, selain di rumah, juga bisa mendapatkannya di pusat oleh-oleh khas Demak yang berada di dekat Terminal Demak, atau bisa order melalui kontak HP atau WA +62 852-0060-1234.
Rudy-Riyan