PEMALANG (SUARABARU.ID) – STIEPARI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata) Semarang mengadakan pengabdian masyarakan dengan melakukan pendampingan desa wisata di Kabupaten Pemalang, Rabu (25/11).
“Pengabdian masyarakat adalah salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yg wajib dipegang oleh dosen atau mahasiswa kepada masyarakat yangg memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Trenggono SIP, MPar, Koordinator Tim Pengabdian Masyarakat STIEPARI Semarang di Kabupaten Pemalang.
STIEPARI Semarang, tambah Trenggono, sebagai salah satu perguruan tinggi pariwisata di Indonesia dituntut berkontribudi di dalam pengembangan pariwisata khususnya pengembangan SDM Pariwisata di Indonesia.
Desa wisata di Pemalang sebanyak 15 desa, yg terdiri tiga 3 desa kategori maju, enam desa kategori berkembang, dan enam desa dengan kategori rintisan. “Di antara 15 desa wisatatersebut, STIEPARI melakukan pengabdian masyarakat di Ddesa Wisata Cikendung, Banyumudal, dan Sima,” ujar Trenggono.
Langkah yang telah dilakukan adalah memotret potensi desa wisata di wilayah ketiga desa wisata tersebut yang ditindaklanjuti dengan Focus Group Discussion dengan pemangku kepentingan desa wisata, serta pelatihan untuk mengurai permasalahan di tiga desa wisata tersebut.
Dalam FGD di Desa Wisata Cikendung, dihadiri perwakilan dari Bappeda, Disporapar, Disperindagkop, Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Pemalang, dan Pengurus Desa Wisata, Pokdarwis, Bumdes, serta tokoh masyarakat, dan pelaku UKM.
FGD diawali dengan paparan potret ketiga desa wisata yg disampaikan oleh Trenggono. “Kami paparkan bagaimana pengembangan desa wisata berkelanjutan dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis masyarakat, serta prinsip pengembangan produk, SDM, manajemen dan kelembagaan serta promosi dan pemasaran,” kata mantan Kabid Pemasaran Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jateng ini.
Setelah melakukan curah pendapat untuk mengurai masalah, kata Trenggono, perlu segera dilakukan peningkatan SDM untuk mengurai masalah kemasan produk wisata, manajemen dan kelembagaan, serta promosi dan pemasaran.
“Pada akhir FGD disepakati segera dilakukan bimtek peningkatan kapasitas sdm pariwisata ketiga desa tersebut,” pungkas Trenggono.
Widiyartono R