BLORA (SUARABARU.ID) – Perhutani (BUMN) terus berinovasi di lahan-lahan kawasan hutan di Blora. Tidak hanya terus memacu tanaman inti kayu jati dan rimba, namun juga bergerak cepat mengembangkan tanaman gamal serta kayu putih.
Pohon gamal atau Gliricidia sepium, merupakan tanaman pioner yang dapat menghasilkan sumber energi api, termasuk sebagai bahan bakar kelangsungan wood pellet briket yang terbarukan maupun biofuel lainnya pengganti batu bara.
Sedangkan pohon kayu putih (Eucalyptus) sendiri, sebagai pengembangan tanaman herbal yang bernilai jual tinggi, dan sangat dibutuhkan di dalam negeri kini tengah ditanam di kawasan hutan di Blora, Jawa Tengah.
“Kami sudah tanam 1.000 hektar, dan akan terus diperluas lagi sampai 3.000 hektar,” terang Administratur Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (Adm/KKPH) Cepu, Blora, Mustopo, Kamis (12/11/2020).
Mustopo menjelaskan soal inovasi tanaman hutan nonjati, dalam acara media gathering dengan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora, di sekretariat PWI setempat.
Hadir dalam media gathering, pejabat Administratur KKPH Blora, Agus Widodo, Administratur KKPH Mantingan, Widodo, Administratur KKPH Randublatung Dewanto dan humasnya masing-masing.
Pengolahan
Untuk pengembangan kayu putih, lanjut Mustopo, selain berhasil menanam di lahan hutan negara seluas 1.000 hektar, pihaknya juga berhasil mengembangan persemaian pembibitan secara mandiri.
“Minyak kayu putih di pasaran dalam negeri, saat ini cukup tinggi mencapai Rp 300.000 perliternya,” jelas Administratur KKPH Cepu.
Demikian juga dengan Administratur KKPH Blora, Agus Widodo, saat ini juga sudah berhasil mengembangkan tanaman kayu putih sebagai bahan minyak curah kayu putih seluas 500 hektar.
“Tahun depan atau musim tanam (MT) 2021, KPH Blora akan mengembangkan lagi tanaman kayu putih hingga seluas 1.500 hektar,” jelas Agus Widodo.
Program yang sama juga dikembangkan di kawasan hutan negara wilayah KPH Mantingan dan KPH Randublatung dengan telah berinovasi menanam kayu putih 1.000 hektar lebih, dan akan terus dikembangkan di tahun-tahun mendatang.
“Kayu putih itu yang dipanen daunnya, nanti juga akan dibangun kompleks pengolahan (menyuling) minyak curah kayu putih di Blora,” pungkas Widodo.
Wahono-trs