SEMARANG (SUARABARU.ID) – Belasan action figure berbentuk robot Transformer terjajar rapi di atas meja panjang di Nirwana Stabel Resto, Mijen. Mulai dari skala kecil hingga yang berukuran besar terpampang dengan pose sedemikian rupa.
Adalah Indaryanto, warga Karangayu Semarang Barat yang rupanya menjadi kreator pembuatan belasan robot – robot Transformer tersebut. Namun yang lebih unik lagi, robot – robot tersebut terbuat dari bekas limbah logam yang sudah tidak terpakai lagi.
Mulai dari rongsokan suku cadang otomotif, mur, baut, gear, koil, batangan besi, spare part elektronik, bahkan sisa – sisa perkakas dari metal disulap oleh pria 45 tahun ini menjadi bentuk robot – robotan yang sering dilihat di film – film sci-fi Transformer.
“Saya mulai merangkai limbah – limbah logam ini sudah sejak 2009, awalnya dulu saya mencoba merangkai pakai kayu dan batu, lambat laun saya menggunakan limbah logam setelah melihat banyak sekali spare part otomotif yang tidak terpakai di sekitaran,” katanya, Rabu (9/9/2020).
Adapun ide untuk membuat bentuk robot sendiri berasal dari film yang tayang di televisi dan juga beberapa referensi dari internet. Robot Transformer dan juga mainan Gundam sedikit banyak mempengaruhi bapak dua anak ini dalam berkarya.
Walau begitu, pria yang dalam kesehariannya berprofesi sebagai guru ngaji ini juga mampu mendaur ulang limbah – limbah logam tersebut menjadi souvenir dan benda – benda lain, seperti asbak, bel resepsionis, tempat lilin, hingga replika miniature motor Harley Davidson.
Dari limbah logam yang didaur ulang tersebut, Indaryanto mengaku bisa mendatangkan pundi – pundi rupiah yang cukup bagi keluarganya. Robot – robot buatannya dijual mulai dari harga Rp50 ribu hingga Rp2 juta.
“Pernah pas pameran karya saya tokoh Gatokaca dalam bentuk robot Transformer dibeli seharga Rp2 juta, yang beli kolektor seni. Pak Ganjar (Gubernur Jateng) pun juga pernah beli salah satu karya robot saya dan dipajang di ruang kerjanya,” katanya.
Kini Indaryanto mulai melebarkan sayapnya, dirumahnya yang beralamat di Jalan Anjasmoro Tengah VI No.48 Karangayu Semarang, ayah dari Cahya Bidara Sukma dan Muhammad Narendra Sukma ini membuka workshop pengolahan limbah menjadi aneka souvenir yang diberi nama LILO Art & Craft.
Tak hanya itu saja, pria yang biasa disapa Mas Ind Lilo ini juga sejak 2016 telah bergabung dalam UMKM mitra binaan Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV Jateng – DIY. Disini kemampuannya tersebut disokong dengan bantuan permodalan dan akses pameran ke berbagai daerah.
“Ke depan saya masih ada kaingin untuk bisa pameran ke luar negeri, karena saya ingin sekali memperkenalkan produk buatan saya dengan lebih luas lagi. Harapannya semoga dari Pertamina bisa memberi jalan bagi saya pameran di luar negeri,” katanya.
Anna Yudhiastuti selaku Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR IV Jateng – DIY mengatakan, program UMKM mitra binaan Pertamina hingga September 2020 sudah menghimpun 253 UMKM yang ada di Jateng dan DIY untuk ikut bergabung.
Adapun maksud dari program kemitraan ini selain membantu meningkatkan kemitraan dan pengembangan usaha, juga bertujuan untuk merangkul para pelaku UMKM yang kini sedang kesulitan akses permodalan ataupun yang sedang terdampak pandemi.
“Sesuai nawa cita untuk mewujudkan kemandirian ekonomi bisa tercapai, seluruh BUMN ditugaskan untuk membantu para pelaku UMKM, terutama mereka yang kini sedang kesulitan. Setiap mitra binaan bisa memperoleh bantuan permodalan Pertamina hingga Rp200 juta,” katanya.