WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Calon Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati M Albar terus blusukan ke desa-desa di seluruh wilayah Wonosobo, seperti di Reco, Candiyasan Kertek dan Butuh Kalikajar, semalam.
Karena masih dalam masa pandemi Covid-19 silaturrahmi dengan masyarakat dilakukan secara tertutup dan menerapkan protokol kesehatan. Semua yang ikut pertemuan mengenakan masker.
Saat bertemu dengan warga Candiyasan Kertek, Afif seperti bernostalgia. Sebab saat masih kuliah di Institut Ilmu Al Quran kini Unsiq Jateng di Wonosobo, dirinya pernah Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut.
“Saya seperti bernostalgia. Dulu di sini saat KKN, kalau sore mulang ngaji. Anak-anak yang dulu ngaji sama saya sekarang pasti sudah besar-besar. Jadi warga Candiyasan rasanya sudah seperti keluarga sendiri,” katanya.
Menurutnya, Bupati dan Wakil Bupati harus kenal dengan masyarakat. Warga juga harus kenal dengan pemimpin daerahnya. Sehingga tidak ada jarak antara pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya.
Saat hadir di Desa Reco Kertek dan Butuh Kalikajar, Afif-Albar juga disambut antusias warga setempat. Selesai bertemu dengan warga di dua tempat tersebut, keduanya lalu bergeser ke Desa Butuh Kalikajar Wonosobo.
Siap Hadir
Mereka berkumpul di rumah salah satu warga guna bertemu secara langsung Calon Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo. Warga hadir dengan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan cuci tangan terlebih dahulu.
Calon Wakil Bupati M Albar menambahkan karena sudah diberi mandat untuk memimpin Wonosobo ke depan, Afif-Albar siap hadir di masyarakat. Jika pemimpin sering terjun ke desa maka bisa mengetahui persoalan yang ada.
“Saat ini banyak infrastruktur jalan yang rusak. Ke depan pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki kondisi jalan yang rusak parah. Jika jalan mulus maka ekonomi masyarakat di desa akan meningkat,” ungkapnya.
Potensi pertanian Wonosobo, menurut Albar, sangat bagus. Anugerah tersebut harus dikelola dengan baik. Nanti akan ada program integrated farming atau pertanian terpadu dan terintegrasi. Ada diversifikasi tanaman di lahan pertanian.
“Lahan pertanian, selain ditanami sayuran atau buah-buahan, juga dapat dimanfaatkan sebagai kandang ternak. Jika tersedia pengairan yang cukup, bisa didesain untuk budi daya perikanan,” cetusnya.
Saat ini, sambungnya, harga sayuran memang sedang turun dan petani banyak mengalami kerugian. Penurunan harga hasil pertanian lebih disebabkan karena pandemi global Covid-19. Semoga wabah virus Corona cepat berlalu dan harga hasil pertanian kembali stabil.
Muharno Zarka-Wahyu